PEMBAHASAN
HAKEKAT
PERKEMBANGAN
Perkembangan
menurut Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati yang mengatakan “Perkembangan
merupakan proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat kualitatif.”
E. B. Hurlock menyatakan bahwa “
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan terdiri atas serangkaian
perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.”
Schneirla (1957) mengatakan
“Perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme,
dan organisme ini dilihat sebagai sistem adaptif sepanjang hidupnya.”
Dari
tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa : Perkembangan merupakan proses
progresif dalam sistem organisasi organisme menuju ketahap yang lebih dewasa
yang bersifat kuantitatif (fisik) dan kualitatif yang berlangsung sepanjang
hidupnya. Kata progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat dan mendalam (meluas). Hal ini juga berarti bahwa perkembangan
ditunjukkan kepada perubahan dalam sistem organisasi organisme yang sifatnya
meningkat menuju tahap yang lebih dewasa baik itu kuantitatif (fisik) maupun
kualitatif (psikis) yang berlangsung secara terus menerus selama hidupnya.
Perubahan yang terjadi dalam bentuk kuantitatif (fisik) seperti perubahan
tinggi badan, berat badan dan organ-organ tubuh yang lainnya. Sedangkan dalam
bentuk kualitatif (psiskis) sepeti semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan
matangnya kemampuan berpikir dan mengingat, serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
FASE
PERKEMBANGAN
Aristoteles menggambarkan
perkembangan individu sejak anak-anak sampai dewasa ada tiga tahapan :
ü
Tahap
I : dari umur 0-7 tahun (masa
bermain)
ü
Tahap
II : dari umur 7-14 tahun (masa
sekolah rendah)
ü
Tahap
III : dari umur 14-21 tahun ( masa
remaja, pubertas, masa peralihan dan usia anak menjadi orang dewasa)
Pentahapan ini didasarkan pada
gejala dalam perkembangan fisik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I
dan II dibatasi oleh pergantian gigi, sedangkan dalam tahap antara tahap II dan
III ditandai oleh mulai berfungsinya organ-organ seksual.
Kretscmer mengemukakan bahwa dari
lahir sampai dewasa individu melalui empat tahapan :
ü
Tahap
I : dari umur 0-3 tahun merupakan
masa pengisian periode I (pada fase ini anak kelihatan gemuk dan pendek)
ü
Tahap
II : dari umur 3-7 tahun merupakan
masa rentangan periode I (anak kelihatan langsing, memanjang/meninggi)
ü
Tahap
III : dari umur 7-13 tahun
merupakan masa pengisian periode II (pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali)
ü
Tahapan
IV : dari umur 13-20 tahun merupakan
masa rentangan periode II ( pada
fase ini anak kelihatan langsing kembali)
Pentaapan ini didasarkan pada perubahan
bentuk badan individu terlihat jelas dalam pembahasan fase tahapan ini
menyangkut pautkan bentuk tubuh gemuk pendek dan langsing.
Elizabeth Hurlock mengemukakan dari lahir
sampai dewasa individu melalui lima tahapan :
ü
Tahap
I : Fase Prenatal (sebelum
lahir), mulai masa konsepsi sampi proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280
hari
ü
Tahap
II : Infancy (orok) mulai lahir sampai
10 atau 14 hari
ü
Tahap
III : Babyhood (bayi) mulai dari 2
minggu sampai 2 tahun
ü
Tahap
IV : Childhood (kanak-kanak) mulai
2 tahun sampai remaja (puber)
ü
Tahap
V : Adolesence /puberty, mulai 11
atau 13 tahun sampai 21 tahun. *) Pre Adolesence pada wanita umumnya 11-13
tahun biasa pada pria lebih lambat, **) Early Adolesence pada
usia 16-17 tahun, ***) Late Adolesence pada masa perkembangan yang
terakhir sampai masa usia kuliah dipergururan tinggi
TAHAPAN
PERKEMBANGAN
|
USIA
|
Masa usia pra sekolah
Masa usia sekolah dasar
Masa usia sekolah menengah
Masa usia mahasiswa
|
0-6 Tahun
6-12 Tahun
12-18 Tahun
18-25 Tahun
|
Masa
Usia Prasekolah
Pada
masa usia prasekolah terbagi 2 masa yaitu masa vitl dan masa estetik.
·
Masa
Vital : Pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai Hal dalam dunianya. Freud menamakan tahun pertama dalam
kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut) karena mulut dipandang sebagai
sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Anak memasukkan apa saja yang
dijumpainya kedalam mulutnya, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan
utama, tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi
(penelitian) dan belajar. Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan
mulai berjalan anak mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya
saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh.
·
Masa
Estetik : Pada masa ini dianggap sebagai masa keindahan. Perkembangan anak yang
terutama adalah fungsi panca indera. Kegiatan eksploitasi dan berjalan anak
juga menggunakan panca inderanya. pada masa ini panca indera masih peka, karena
itu Montessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca
inderanya.
Masa
Usia Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa
inelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur 6-7 tahun biasanya anak
telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian ini anak lebih
mudah dididik dari masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi
dua fase :
·
Masa
kelas-kelas rendah sekolah dasar, umur 6 atau 7 tahun sampai 9 atau 10 tahun.
Pada masa ini adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh), Sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan, Adanya kecenderungan memuji diri sendiri, Suka
membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, Apabila tidak dapat
menyelesaikan suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting, Pada masa ini (terutama
usia 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
·
Masa
kelas-kelas tinggi sekolah dasar, umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13 tahun :
Pada masa ini adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret
Hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekejaan
yang praktis, Amat realistic ; ingin mengetahui ; ingin belajar, Menjelang
akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, Sampai
kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, Selepas umur ini umumnya anak
akan menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya, Pada masa ini anak akan memandang nilai (angka rapor) sebagai
ukuran dari prestasi sekolah, Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok
sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan
suatu masa yang disebut poeral. menurut para ahli sifat-sifat khas anak masa
poeral : sikap, tingkah laku dan perbuatan anak poeral ditujukan untuk berkuasa.
Ekstraversi, anak-anak pada masa ini membutuhkan kelompok sebaya, dorongan bersaing
besar sekali.
Masa
Usia Sekolah Menengah
Masa
usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa
yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang
menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini
dibagi lagi menjadi beberapa masa :
·
Masa
praremaja (remaja awal) : Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu
relative singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negative pada si remaja
seringkali masa ini disebut masa negative dengan gejalanya tidak tenang, kurang
suka bekerja, pesimistik dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat
tersebut dapat diringkas yaitu
1.
Negatif
dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental
2.
Negatif
dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negative
posistif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negative aktif)
·
Masa
remaja (remaja madya) : Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan
untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya,
kebutuhan akan adanya teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada
masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas
dijunjung tinggi dan dipuja-puja, biasanya pada anak laki-laki sering aktif
meniru, sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi dan memujanya
dalam khayalan.
·
Masa
remaja akhir : Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada
dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas
perkembangan remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah ke dalam masa
dewasa.
Masa Usia
Kemahasiswaan
Masa
usia mahasiswa sebenarnya umur sekitar 18-25 tahun. Mereka dapat digolongkan
pada masa remaja akhir sampai dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi
perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan
pendirian hidup. Pada masa ini individu telah mencapai kematangan untuk memilih
calon pasangan hidup, telah mampu menentukan dan merencanakan karir masa
depannya, walaupun tetap masih ditemukan mahasiswa yang masih ragu-ragu
terhadap jurusan yang dipilihnya.
TEORI PERKEMBANGAN
Teori-teori
Psikoanalisis
Menurut teori psikoanalisis, proses perkembangan
berlangsung secara tidak disadari dan sangat diwarnai oleh emosi. Teori
Psikoanalisis ini dipaparkan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson.
Teori
Freud
Struktur kepribadian Freud (1917) menyatakan bahwa
kepribadian memiliki tiga struktur, yaitu : id, ego dan superego. Id terdiri
dari insting, yang merupakan persedian energy psikis individ. Id sepenuhnya
tidak disadari, id memiliki kontak dengan realitas. Ketika anak-anak mengalami
berbagai tuntutan dan pembatasan realitas, muncul sebuah struktur baru dan
kepribadian ego, yang menangani tuntutan realitas, Ego juga disebut “cabang
eksekutif” dan kepribadiankarena ego membuat keputusan rasional. Id dan ego
tidak mempertimbangkan moralitas, keduanya tidak mempertimbangkan apakah
sesuatu itu benar atau salah. Superego adalah struktur kepribadian yang
mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Superego sering kali kita
juluki sebagai “hati nurani”.
Menurut
Freud kepribadian dapat diumpamakan sebagai sebuah gunung es. Sebagian besar
kepribadian kita terletak dibawah tingkat kesadaran kita. Seperti halnya
sebagian besar dari sebuah gunung e situ terletak dibawah permukaan air,
permukaan air kita umpamakan sebagai batas kesadaran seorang individu.
Tahap-tahap
Psikoseksual
Pada saat mendengarkan, menggali, dan menganalisis
pasien-pasiennya Freud menjadi yakin bahwa masalah para pasiennya bersumber
dari pengalaman mereka di masa awal kehidupan. Menurut Freud manusia akan
melalui 5 tahapan perkembangan psikoseksual, dan di setiap tahapan individu
memperoleh kenikmatan di suatu bagian tubuh tertentu.
1.
Tahap oral (oral stage) adalah tahap perkembangan yang
berlangsung selam 18 bulan pertama dari awal kehidupan, dimana sumber kenimatan
dipusatkan pada mulut bayi. Mengunyah, menghisap, menggigit yang menjadi sumber
kepuasan utama, dimana aksi-aksi seperti ini dapat meredakan ketegangan pada
bayi.
2.
Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang
berlangsung antara umur satu setengah tahun hingga tiga tahun, dimana
kenikmatan terbesar diperoleh anak di daerah anus atau yang behubungan dengan
anus. Sebagai contoh seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas pengeluaran
dari anusnya berjalan dengan baik. Pada tahap ini ego dasar manusia sudah mulai
terbentuk melalui kebiasaan membuang hajat pada tempatnya disebut “toilet training”.
3.
Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang
berlangsung antara umur 3 sampai 6 tahun pada tahap ini individu akan mencoba
mengenali identitas kelaminnya. Sebagai contoh seorang anak laki-laki akan
meniru segala perbuatan ayahnya dan seorang anak perempuan akan meniru segala
perbuatan yang dilakukan oleh ibunya.
4.
Tahap laten (latency stage) adalah tahap perkembangan yang
belangsung antara umur 6 hingga usia pubertas, anak akan menekan semua minat
dalam Hal seksualitas serta mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual. Aktivitas
ini biasanya dapat menyalurkan sebagian besar energy anak kebidang kehidupan
emosional yang aman dan dapat membantu anak untuk melupakan konflik yang
menggangu di tahap falik.
5.
Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang
berlangsung sejak masa remaja hingga kemasa selanjutnya. Tahap genital adalah
masa kebangkitan seksual. Menurut Freud konflik-konflik
dengan orang tua yang tidak terselesaikan akan muncul kembali di masa remaja.
Apabila konflik ini terselasaikan maka individu akan mampu mengembangkan relasi
cinta yang matang dan berfungsi secara mandiri sebagai orang dewasa.
Teori
Erik Erikson
Menurut Freud motivasi utama manusia pada hakikatnya
bersifat seksual, menurut Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan
mencerminkan hasrat untuk bergabung dengan masa lain. Menurut Erikson,
perubahan dalam perkembangan berlangsung sepanjang hidupnya, sementara menurut
Freud kepribadian kita terbentuk selama lima tahun pada awal kehidupan. Menurut
teori Erikson, kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahapan perkembangan
yang berlangsung seumur hidup, dimana di setiap tahap individu dihadapkan pada
sebuah krisis yang merupakan sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya
kerentanan dan potensi seseorang. Semakin individu berhasil menyelesaikan
krisis yang dihadapinya maka semakin sehat perkembangan individu tersebut.
ü
Tahap Kepercayaan Versus
Ketidakpercayaan adalah
tahap pertama perkembangan psikososial yang dialami dalam satu tahun pertama
kehidupan seseorng. Perasaan pecaya menuntut adanya perasaan nyaman secara
fisik dan setidaknya perasaan takut dan ragu-ragu terhadap masa depan. Dimasa
bayi, kepercayaan akan menetukan tahap bagi harapan seumur hidup bahwa dunia
akan menjadi tempat tinggal yang baik dan menyenangkan.
ü
Tahap Otonomi Versus rasa malu dan
keragu-raguan adalah
tahap kedua dari perkembangan yang berlangsung antara akhir masa bayi hingga
masa baru mulai berjalan. Setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuhnya, bayi
akan mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri, mereka
mulai menyatakan rasa kemandiriannya atau otonominya. Jika bayi terlalu banyak dibatasi
dan dihukum terlalu keras, mereka cenderung mengembangkan rasa malu dan ragu.
ü
Tahap Prakarsa Versus Rasa Bersalah adalah tahap ketiga dari
perkembangan yang berlangsung selama masa prasekolah. Ketika anak-anak prasekolah
mulai memasuki dunia sosial yang luas, mereka dihadapkan pada
tantangan-tantangan yang lebih besar dibandingkan ketika mereka masih bayi.
Perilaku yang aktif dan bertujuan dibutuhkan untuk mengatasi tantangan-tantangan
ini.
ü
Tahap Tekun Versus Rasa Rendah Diri adalaha tahap keempat dari
perkembangan dan berlangsung dimasa sekolah dasar. Prakarsa anak membawa mereka terlibat dalam kontak dengan
pengalaman-pengalaman baru yang kaya. Ketika mereka beralih kemasa kanak-kanak
pertengahan dan akhir, mereka mengarahkan energy mereka untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan intelektual. Tidak ada saat lain yang lebih
bersemangat atau antusias untuk belajar dibandingkan pada akhir periode
pengembangan imajinasi pada masa awal kanak-kanak. Namun bahaya yang akan
dihadapi pada masa ini adalah anak dapat mengembangkan rasa rendah diri, merasa
tidak kompeten dan tidak produktif. Dalam hal ini guru memiliki tanggung jawab
khusus bagi perkembangan ketekunan anak, guru sebaiknya “mamaksakan secara
halus namun tegas kepada anak untuk berpetualang menemukan apa yang dapat
dipelajarinya agar dapat mencapai sesuatu yang belum pernah terpikirkan
ssbelumnya”.
ü
Tahap Identitas Versus Kebingungan
Isentitas adalah
tahap kelima dari perkembangan yang berlangsung pada masa remaja. Dimasa ini
individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan siapakah mereka itu,
bagaimana mereka nantinya dan arah mana yang hendak mereka tempuh dalam
hidupnya. Jika suatu identitas terlalu dipaksakan oleh orang tua dan jika
remaja tidak cukup berhasil dalam menjajaki berbagai peran dan mendefinisikan
masa depannya secara positif, maka mereka akan mengalami kebingungan identitas,
maka pada tahap ini sebaiknya orang tua sebaiknya memberikan ruang untuk mereka
untuk bisa menjajaki berbagai peran yang berbeda.
ü
Tahap Keintiman Versus Keterkucilan adalah tahap keenam dari
perkembangan yang berlangsung selama masa dewasa awal. Dimasa ini individu
menghadapi tugas perkembangan yang berkaitan dengan perkembangan yang berkaitan
dengan pembentukan relasi relasi intim dengan orang lain. Erikson dalam Hal ini
mendeskripsikan keintiman sebagai menemukan diri sendiri di satu sisi, namun
kehilangan diri sendiri disisi lainnya. Jika seorang dewasa muda membentuk
persahabatan yang sehat dan sebuah relasi yang intim dengan orang lain,
keintiman akan dicapai, jika tidak dia akan merasa terkucilkan.
ü
Tahap Bangkit Versus Stagnasi adalah tahap ketujuh dari
perkembangan yang berlangsung dimasa dewasa menengah. Persoalan utama yang
dihadapi individu dimasa ini adalah membantu generasi muda mengembangakan dan
mengarahkan kehidupan yang berguna, inilah yang dimaksud dengan generativity
oleh Erikson. Perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi
berikutnya disebut stagnation.
ü
Tahap Integritas Versus Kekecewaan adalah tahap kedelapan dari
perkembangan yang berlangsung pada masa dewasa akhir. Selama berada ditahap
ini, seseorang berusah merefleksikan kehidupannya dimasa lalu. Melalui banyak rute
yang berbeda, manusia lanjut usia dapat mengembangkan pandangan yang positif
mengenai sebagian besar atau semua tahap perkembangan sebelumnya. Jika demikian
rangkuman seseorang tentang hidupnya akan memperlihatkan gambaran bahwa
kehidupannya telah dilalui dengan baik dan orang itu akan merasa puas karena
integritasnya tercapai. Jika manusia lanjut usia telah menyelesaikan banyak
tahap sebelumnya secara negative. Pandangan retrospektif cenderung akan
menghasilkan rasa bersalah atau kemuraman yang disebut sebagai “despair” (putus
asa) oleh Erikson.
Teori-teori
Kognitif
Jika
psikoanalisis menekankan pentingnya ketidaksadaran, teori-teori Kognitif
menekankan pikiran-pikiran yang disadari. Tiga teori Kognitif yang paling
penting adalah :
1.
Teori Piaget yang
menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan
melalui empat tahap perkembangan kognitif yaitu :
ü
Tahap Sensorimotor (Lahir – 2 tahun)
: Bayi membangun
pemahaman mengenai dunia dengan mengoordinasikan pengalaman sensoris dengan
tindakan fisik. Bayi mengalami kemajua dari tindakan refleks sampai mulai
menggunakan pikirn simbolis hingga akhir tahap.
ü
Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun) :
Anak mulai
menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar ini mencerminkan
meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan
tindakan fisik.
ü
Tahap Operasional Konkret (7 – 11 tahun) : Anak saat ini dapat bernalar secara logis mengenai
peristiwa-peristiwa konkret dan mengklasifikasikan objek-objek ke dalam
bentuk-bentuk yang berbeda.
ü
Tahap Operasional Formal (11 tahun –
Dewasa) : Remaja
bernalar secara lebih abstrak, idealis dan logis.
2.
Teori Vygotsky adalah
teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya dan interaksi
sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Vygotsky melukiskan perkembangan
sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari aktifitas sosial dan budaya. Ia
berpendapat bahwa perkembangan memori, atensi, dan penalaran mencakup kegiatan
belajar untuk menggunakan temuan-temuan dari masyarakat seperti bahasa, sistem
matematika, dan strategi memori. Dalam suatu budaya, Hal ini dapat meliputi
kegiatan belajar berhitung dengan bantuan computer maupun menggunakan tangan
ataupun manic-manik. Teori ini juga cukup banyak merangsang minat terhadap
pandangan yang menyatakan bahwa pengetahuan itu kolaboratif. Dalam pandangan
ini pengetahuan tidak disimpulkan dari dalam individu namun dibangun melalui
interaksi dengan orang lain dan berbagai objek didalm budaya tersebut seperti
buku-buku. Hal ini mengimplikasikan bahwa pengetahuan paling baik dikembangkan
melalui interaksi dengan orang lain dalam aktivitas kooperatif.
3.
Teori Pemrosesan Informasi adalah
teori yang menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan menyusun
strategi terhadap informasi-informasi yang ditemui. Dalam teori ini proses
memori dan berpikir menjadi tema sentral. Menurut teori ini, secara bertahap remaja
mengembangkan kapasitas yang lebih besar untuk memproses informasi, dimana hal
ini memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks. Robert Siegler (1998) menyatakan bahwa kegiatan berpikir merupakan
suatu bentuk pemrosesan informasi. Menurut Siegler, ketika individu menangkap,
menuliskan sandi, menampilkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi,
mereka sebenarnya sedang berpikir. Siegler menekankan bahwa aspek penting dari
perkembangan adalah mempelajari strategi-strategi yang baik untuk memproses
informasi.
Teori-teori
Perilaku dan Kognitif Sosial
Teori ini menekankan peranan pengalaman lingkungan dan
perilaku yang teramati dalam memahami perkembangan remaja. Para ahli teori
sosial kognitif juga menekankan faktor-faktor pribadi/ kognitif dalam
perkembangan. Bagi Skinner perkembangan adalah perilaku. Dalam perilaku menurut
B.F. Skinner pikiran, kesadaran atau ketidaksadaran, tidak dibutuhkan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan.
Teori
Kontekstual Ekologis
Merupakan
pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan. Teori ini saat ini semakin banyak diminati, dimana teori ini
mengidentifikasikan lima sistem lingkungan.
·
Mikrosistem : Situasi dimana remaja hidup. Konteks
ini dapat meliputi keluarga, kawan-kawan sebaya, sekolah, dan lingkungan
sekitar. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung antara
remaja dengan agen-agen sosial, miasalnya dengan orang tua, kawan-kawan sebaya
dan guru. Dalam situasi ini remaja tidak dipandang sebagai penerima yang pasif
namun sebagai seseorang yang membantu dalam membangun situasi.
·
Mesosistem : Relasi antara dua mikrosistem atau
lebih. Contohnya adalah relasi antara pengalaman keluarga dengan pengalaman
sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga
dengan pengalaman bersama kawan-kawan sebaya. Anak-anak yang orang tuanya
menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan relasi pesitif dengan
guru.
·
Ekosistem : Situasi sosial dimana remaja tidak
memiliki peran aktif namun mempengruhi pengalaman remaja. Sebagai contoh
pengalaman seorang ibu ditempat kerjanya mungkin dapat mempengaruhi relasinya
dengan suaminya atau anak remajanya. Ibu tersebut mungkin memperoleh promosi
yang menuntutnya untuk lebih banyak berpergian yang mungkin dapat meningkatkan
konflik dengan suaminya dan mengubah pola interaksinya dengan anak.
·
Makrosistem : Budaya dimana remaja hidup. Budaya merujuk
pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang
diteruskan dari generasi ke generasi.
·
Kronosistem : Pola pada peristiwa-peristiwa
lingkungan dan transisi dari rangkaian kehidupan dan keadaan sosio-historis.
Sebagai contoh, dalam studi mengenai dampak perceraian terhadap anak-anak,
peneliti menentukan bahwa dampak negative tersebut sering kali memuncak ditahun
pertama setelah perceraian. Dampak negative yang lebih besar dialami oleh anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan. Dua tahun setelah peceraian, interaksi keluarga
tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil. Berkaitan dengan lingkungan
sosio-budaya, remaja perempuan jaman sekarang lebih terdorong untuk mengejar
karir dibandingkan 20-30 tahun yang lalu.
Orientasi
Teori Eklektik
Teori ini memiliki beberapa dasar teori, dimana dalam
teori ini hanya memilih dan menggunakan segi-segi yang dianggap paling baik dari
masing-masing teori. Pada tahun 1984 Gilliland mengemukakan bahwa konseling
eklektik adalah teori konseling yang tidak memiliki teori atau prinsip khusus
tentang kepribadian. Thorne (1961) mengemukakan bahwa konseling eklektik
menggunakan data klien yang utama yaitu studi secara individual yang meliputi
keseluruhan kehidupan yang selalu berubah, eklektik lebih condong terhadap
aspek kondisi psikologis daripada sifat kepribadian. Menurut eklektik kebutuhan
dasar klien adalah mencapai level tertinggi dari integritasnya. Sepanjang
waktu, hal ini dapat diartikan bahwa klien mempunyai keadaan psikologis dan
memandang kesadaran sebagai pusatnya.
TUGAS-TUGAS
PERKEMBANGAN
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan
ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan
membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas
pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan
berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan
mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran
lain dalam hidupnya kelak.
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor ( Havighurst dalam
Abin Syamsuddin Makmun, 2009 ):
1.
Kematangan fisik
2.
Tuntutan masyarakat secara cultural
3.
Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
4.
Norma-norma agama
Pentingnya
Mengetahui Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan perlu
diketahui dan dipahami , baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak
yang berhubungan dengan perkembangan individu tersebut, yaitu pendidik,
termasuk orang tua.
a. Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap
individu, khususnya muntuk masa kanak-kanak akhir dan seterusnya, hendaknya
memahami tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase perkembangan
tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah
mengetahui keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus
bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar
menguasai hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.
b. Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap
pendidik, termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan
yang harus dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik,
pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan merupakan pedoman tentang apa
saja yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan peserta didiknya pada
fase perkembangan tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan berikutya.
Tugas Perkembangan Anak
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan
dari setiap tahapan menurut (Havighurst) :
Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6
bulan)
a.
Belajar Berjalan
pada usia 9 – 15 bulan.
b.
Belajar
makan-makanan padat.
c.
Belajar
berbicara.
d.
Belajar buang
air besar dan kecil.
e.
Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin.
f.
Mencapai
kestabilan jasmaniah fisiologis.
g.
Membentuk
konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h.
Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
i.
Belajar
mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak
Sekolah (6-12 tahun)
a.
Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b.
Belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c.
Belajar bergaul
dengan teman sebaya.
d.
Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e.
Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.
Belajar
mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
g.
Mengembangkan
kata hati.
h.
Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i.
Mengembangkan
sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
a.
Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b.
Mencapai peran
sosial sebagai pria dan wanita.
c.
Menerima
keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d.
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e.
Mencapai jaminan
kemandirian ekonomi.
f.
Memilih dan
mempersiapkan karier.
g.
Mempersiapkan
pernikahan dan hidup berkeluarga.
h.
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
i.
Mencapai
perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
j.
Memperoleh
seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
a.
Memilih
pasangan.
b.
Belajar hidup
dengan pasangan.
c.
Memulai hidup
dengan pasangan.
d.
Memelihara
anak.
e.
Mengelola rumah
tangga.
f.
Memulai
bekerja.
g.
Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara.
h.
Menemukan suatu
kelompok yang serasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas
Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan pada fase
perkembangan tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas
perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan sosial. Selain itu
pada fase berikutnya akan ada tugas-tugas perkembangan yang lain, yang umumnya
lebih berat. Namun demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai
tugas-tugas perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal
ini, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
a.
Faktor internal
Faktor internal
yang mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan adalah: normal tidaknya
pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan
kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sebelumnya.
b.
Faktor eksternal
Penguasaan
tugas-tugas perkembangan individu dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
eksternal, yaitu pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan,
dst.
KESIMPULAN
Perkembangan merupakan proses
progresif dalam sistem organisasi organisme menuju ketahap yang lebih dewasa
yang bersifat kuantitatif (fisik) dan kualitatif yang berlangsung sepanjang
hidupnya. Kata progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat dan mendalam (meluas). Hal ini juga berarti bahwa perkembangan
ditunjukkan kepada perubahan dalam sistem organisasi organisme yang sifatnya
meningkat menuju tahap yang lebih dewasa baik itu kuantitatif (fisik) maupun
kualitatif (psikis) yang berlangsung secara terus menerus selama hidupnya.
Perubahan yang terjadi dalam bentuk kuantitatif (fisik) seperti perubahan
tinggi badan, berat badan dan organ-organ tubuh yang lainnya. Sedangkan dalam
bentuk kualitatif (psiskis) sepeti semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan
matangnya kemampuan berpikir dan mengingat, serta menggunakan imajinasi
kreatifnya.
Aristoteles menggambarkan
perkembangan individu sejak anak-anak sampai dewasa ada tiga tahapan :
ü
Tahap
I : dari umur 0-7 tahun (masa
bermain)
ü
Tahap
II : dari umur 7-14 tahun (masa
sekolah rendah)
ü
Tahap
III : dari umur 14-21 tahun ( masa
remaja, pubertas, masa peralihan dan usia anak menjadi orang dewasa)
Pentahapan ini didasarkan pada
gejala dalam perkembangan fisik. Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I
dan II dibatasi oleh pergantian gigi, sedangkan dalam tahap antara tahap II dan
III ditandai oleh mulai berfungsinya organ-organ seksual.
Kretscmer mengemukakan bahwa dari
lahir sampai dewasa individu melalui empat tahapan :
ü
Tahap
I : dari umur 0-3 tahun
merupakan masa pengisian periode I (pada fase ini anak kelihatan gemuk dan pendek)
ü
Tahap
II : dari umur 3-7 tahun merupakan
masa rentangan periode I (anak kelihatan langsing, memanjang/meninggi)
ü
Tahap
III : dari umur 7-13 tahun
merupakan masa pengisian periode II (pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali)
ü
Tahapan
IV : dari umur 13-20 tahun merupakan
masa rentangan periode II ( pada
fase ini anak kelihatan langsing kembali)
Pentaapan ini didasarkan pada
perubahan bentuk badan individu terlihat jelas dalam pembahasan fase tahapan
ini menyangkut pautkan bentuk tubuh gemuk pendek dan langsing.
Elizabeth Hurlock mengemukakan dari
lahir sampai dewasa individu melalui lima tahapan :
ü
Tahap
I : Fase Prenatal (sebelum
lahir), mulai masa konsepsi sampi proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280
hari
ü
Tahap
II : Infancy (orok) mulai lahir
sampai 10 atau 14 hari
ü
Tahap
III : Babyhood (bayi) mulai dari 2
minggu sampai 2 tahun
ü
Tahap
IV : Childhood (kanak-kanak) mulai
2 tahun sampai remaja (puber)
ü
Tahap
V : Adolesence /puberty, mulai 11
atau 13 tahun sampai 21 tahun. *) Pre Adolesence pada wanita umumnya 11-13
tahun biasa pada pria lebih lambat, **) Early Adolesence pada
usia 16-17 tahun, ***) Late Adolesence pada masa perkembangan yang
terakhir sampai masa usia kuliah dipergururan tinggi
TAHAPAN
PERKEMBANGAN
|
USIA
|
Masa usia pra sekolah
Masa usia sekolah dasar
Masa usia sekolah menengah
Masa usia mahasiswa
|
0-6 Tahun
6-12 Tahun
12-18 Tahun
18-25 Tahun
|
TEORI PERKEMBANGAN : Teori-teori
Psikoanalisis (Teori Freud, Teori Erik Erikson), Teori-teori Kognitif (Teori
Piaget, Teori Vygotsky, Teori Pemrosesan Informasi, Teori-teori Perilaku dan
Kognitif Sosial, Teori Kontekstual Ekologis, Orientasi Teori Eklektik.
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan
ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan
membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas
pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan
berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan
mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran
lain dalam hidupnya kelak.
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor ( Havighurst dalam
Abin Syamsuddin Makmun, 2009 ):
1.
Kematangan
fisik
2.
Tuntutan
masyarakat secara cultural
3.
Tuntutan dan
dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
4.
Norma-norma
agama
Tugas-tugas perkembangan perlu
diketahui dan dipahami , baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak
yang berhubungan dengan perkembangan individu tersebut, yaitu pendidik,
termasuk orang tua.
Tugas Perkembangan Anak
Rincian tugas perkembangan dari
setiap tahapan menurut (Havighurst) :
Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6
bulan)
·
Belajar
Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
·
Belajar
makan-makanan padat.
·
Belajar
berbicara.
·
Belajar buang
air besar dan kecil.
·
Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin.
·
Mencapai
kestabilan jasmaniah fisiologis.
·
Membentuk konsep-konsep
sederhana kenyataan sosial dan alam.
·
Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
·
Belajar
mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak
Sekolah (6-12 tahun)
·
Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
·
Belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
·
Belajar bergaul
dengan teman sebaya.
·
Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
·
Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
·
Belajar
mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
·
Mengembangkan
kata hati.
·
Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
·
Mengembangkan
sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
·
Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
·
Mencapai peran
sosial sebagai pria dan wanita.
·
Menerima
keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
·
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·
Mencapai
jaminan kemandirian ekonomi.
·
Memilih dan
mempersiapkan karier.
·
Mempersiapkan
pernikahan dan hidup berkeluarga.
·
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
·
Mencapai perilaku
yang bertanggung jawab secara sosial.
·
Memperoleh
seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
·
Memilih
pasangan.
·
Belajar hidup
dengan pasangan.
·
Memulai hidup
dengan pasangan.
·
Memelihara
anak.
·
Mengelola rumah
tangga.
·
Memulai
bekerja.
·
Mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara.
·
Menemukan suatu
kelompok yang serasi.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan pada fase perkembangan
tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas perkembangan
pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan sosial. Selain itu pada fase
berikutnya akan ada tugas-tugas perkembangan yang lain, yang umumnya lebih
berat. Namun demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai
tugas-tugas perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal
ini, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock .EB, 1980, Psikologi Perkembangan Suatu Rentang
Kehidupan Sepanjang Hayat .alih
bahasa Istiwidayanti , Jakarta : Erlangga
Syamsu Yusuf ,LN, 2010, Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja , Bandung: Remaja Rosda
Karya
Santrock JW. 2007 .Remaja, Edisi Kesebelas Jilid I .alih
bahasa Benedictine Widyasnita, Jakarta :
Erlangga
Asnori
,AM ,2005 Psikologi Remaja, Jakarta : Bumi Aksa