BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buku dengan judul Totto chan atau bisa juga dikatakan novel karya Tetsuko
Kuroyanagi yang di tulis pada tahun 1981. Novel ini merupakan autobiografi
Tetsuko Kurayanagi ketika duduk di
bangku sekolah dasar yang ia ceritakan
kembali(Kuroyanagi,2002:321). Menurut keraf novel seperti ini bisa
dikatakan autobiografi. Autobiografi
adalah kisah yang di sampaikan secara faktual dengan narasi oleh
tokohnya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut autobiografi merupakan
pengekspresian urutan pengalaman seseorang yang diwujudkan dalam bentuk tulisan(keraf,2003:141).
Totto chan adalah seorang anak kecil
yang penuhbsemangat masuk ke sekolah dasar, namun di sekolah pertama si totto
chan di keluarkan karena sikapnya yang kadang dianggap aneh oleh gurunya.
Kebiasaanya seperti memandang keluar jendela berlama-lama ,menunggu rombongan
pemusik jalanan,membuka tutup meja secara berulang-ulang kali membuat habis
kesabaran gurunya. Akhirnya mama totto chan memutuskan mencarikan sekolah lain
yang bisa menerima totto chan.
Setelah dikeluarkan dari sekolah ,Totto
chan di daftarkan oleh ibunya ke sekeolah Tomoe (Tomoe Gakuen). Totto chan
menemukan hal-hal yang berbeda dengan sekolah sebelumnya. Sistem pendidikan di
tomoe gakuen sangat berbeda dengan sekolah konvensial lainya. Ia juga punya
banyak teman dan kepala sekolah yang sayang pada semua murid. Totto chan yang
tadinya dianggap nakal ternyata adalah anak yang baik. Hal ini terlihat dari betapa ia sangat meyanyangi
teman-temanya,yang beberapa di mereka memiliki cacat fisik.
1.2 Tujuan
1. Memberikan gambaran kepada pembaca, khusunya kepada para
pendidik,untuk membangun dan menerapkan
sistem pendidikan yang sangat dekat siswa.
2. Menambah wawasan pembaca mengenai
Totto chan Gadis Cilik di Jendela..
3. Untuk mengulas isi sebuah buku .
4. Mencari dan mengetahui informasi
yang ada dalam buku ini .
5. Melatih diri untuk berpikir kritis
dalam mencari informasi yang akan di berikan oleh setiap bab dari sebuah buku.
1.3 Manfaat
Manfaatnya mahasiswa
dapat tanggap
terhadap hal-hal penting yang ada didalam buku ini, Untuk memahami tentang Pendidikan
yang dapat membangun suasana pembelajaran yang tidak membosankan, Menambah
wawasan dan pengalaman tentang Gadis Cilik di Jendela/ Totto chan, Melatih
Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
BAB II
ISI BUKU
2.1
IDENTITAS BUKU
Judul asli : Totto-chan, The Little
Girl At The Window
Judul terjemahan : Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela
Penulis asli : Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 272
halaman
Cetakan : Ke-19,
Mei 2015
ISBN : 978-979-2-3655-2
2.2
Ringkasan isi buku
Totto-chan adalah
seorang anak yang mempunyai segudang rasa ingin tahu. Dia berumur tujuh tahun
dan duduk di kelas satu SD. Memang seperti anak kecil kebanyakan, tetapi
menurut gurunya di sekolah yang lama, sang gadis kecil telah membuat kacau
kelasnya. Sehingga,Totto-chan pun dikeluarkan dari sekolah. Guru itupun
menceritakan berbagai kenakalan Totto-chan. Totto-chan tidak pernah
berhenti membuka-tutup mejanya, dan setelah satu jam kemudian dia meninggalkan
tempat duduknya lalu berdiri di depan jendela, memandang keluar.
Kemudian guru itu pun berpikir, selama Totto-chan tidak membuat
keributan, biar saja dia berdiri di sana. Tapi tiba- tiba gadis cilik itu
memanggil pengamen jalanan yang berpakaian kumuh. Dan kelas pun
menjadi gaduh.
Perbuatan Totto-chan
ini menyulut emosi sang guru. Tidak hanya guru di kelasnya yang kesal atas
perbuatan Totto-chan, guru-guru lain pun terganggu oleh ulanya. Oleh karena
itu, Mama Totto-chan pun terpaksa harus mencari sekolah lain, sekolah yang bisa
memahami dan mengajari putri ciliknya untuk menyesuaikan diri dengan orang
lain. Tetapi mamanya tidak memberi tahu Totto-chan bahwa dia dikeluarkan dari
sekolah. Karena takut Totto-chan akan menderita tekanan batin.
Saat
pertama kali menginjakkan kaki di sekolah barunya, Totto-chan merasa
bermimpi.Sekolah itu bernama Tomoe Gakuen.Tomoe Gakuen sendiri adalah sebuah
sekolah unik yang didirikan di Jepang pada tahun 1937. Ruang kelas sekolah
barunya itu menggunakan enam gerbang kereta yang sudah tidak
terpakai.Totto-chan pun menjerit kegirangan.Dia langsung menyukai sekolah
barunya itu.Sekolah itu dipenuhi oleh bunga berwarna merah dan kuning.
Ketika Totto-chan bertemu dengan kepala
sekolah, dia langsung merasa cocok walaupun awalnya dia merasa tidak
nyaman.Kemudian dia menceritakan semua hal yang dia sukai. Kepala sekolah di
sekolah barunya, Sosaku Kobayashi membuat ia merasa aman, hangat dan
senang.
Memang,
sekolah itu berbeda dengan sekolah lainnya. Muridnya saja hanya ada kira-kira
lima puluh anak. Apalagi ketika Totto-chan diajak melihat
aula tempat biasa murid-murid makan siang. Dia sangat heran.
Murid-murid diwajibkan membawa makanan yang berasal dari
laut dan pegunungan. Dan Totto-chan pun tidak sabar menunggu hari esok.
Esok
harinya, Totto-chan sangat gembira ketika mau pergi ke sekolah.Di kelas satu di
sekolah Tomoe Gakuen, hanya ada 9 murid.Peraturan di kelas itu sangat aneh
menurut Totto-chan. Setiap anak diberi satu bangku tetap, tetapi mereka boleh
duduk sesuka hati, dimana saja dan kapan saja.Pelajarannya pun sangat aneh.
Setiap anak dibebaskan memilih pelajaran yang akan dipelajarinya. Murid yang
suka mengarang langsung menuliskan sesuatu dan anak yang menyukai pelajaran fisika
bisa langsung memulai praktikum.
Metode
pengajaran ini membuat para guru bisa mengamati perkembangan anak- anak dan
bidang apa saja yang mereka minati serta cara berpikir dan karakter mereka.
Bagi murid- murid memulai hari dengan mempelajari sesuatu yang
paling mereka sukai merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Dan
akhirnya, tibalah waktu makan siang.Setiap anak diwajibkan untuk membawa
makanan yang berasal dari laut dan pegunungan. Makanan yang dari laut contohnya
seperti ikan dan tsukuda- ni (udang kecil dan sejenisnya yang direbus dengan
kecap dan sake manis). Sementara makanan yang berasal dari pegunungan berarti
makanan dari daratan seperti sayuran, daging sapi dan daging ayam.
Mama
Totto-chan sangat terkesan dengan cara ini dan berpendapat bahwa sangat sedikit
kepala sekolah yang mampu menetapkan aturan makan sepenting itu secara
sederhana. Anehnya, keharusan untuk memilih hanya dari dua kategori
itu, justru membuat pekerjaan menyiapkan bekal makan siang menjadi lebih
sederhana.
Totto-chan
merasa gugup di hari pertama ketika makan siang, tapi acara itu menurutnya
sangat menyenangkan.Dan yang lebih menyenangkan lagi menurutnya adalah ketika
menyantap bekal buatan mama, rasanya sungguh lezat.
Biasanya
orang mulai makan dengan berkata “itadakimasu”. Tetapi di Tomoe Gakuen lain.
Sebelum makan semua bernyanyi. Kepala Sekolah menciptakan lagu khusus
untuk makan siang. Lagunya seperti ini:
“Yuk kunyah baik-baik, Semua makananmu,
Yuk kunyah baik-baik, Nasi, ikan, sayur!”
Barulah setelah selesai bernyanyi,
mereka semua mengucapkan “itadakimasu”.Setelah makan siang, Totto-chan bermain
di halaman sekolah bersama anak-anak lain sebelum kembali ke kelas.
Setiap
hari di Tomoe Gakuen selalu penuh kejutan menurut Totto-chan. Ia begitu
bersemangat pergi ke sekolah. Dan setiap kali pulang dia tidak pernah berhenti
bicara. Dia menceritakan semua yang dilakukannya di sekolah hari itu kepada
orang tuanya dan Rocky,anjingnya.
Bahkan
ketika sudah terbiasa dengan sekolah barunya, Totto-chan masih saja punya
segudang cerita untuk diceritakannya setiap hari.Orang tuanya sangat bersyukur
karena Totto-chan sangat menikmati sekolahnya.
Pemupukan kepercayaan
diri juga dilakukan terhadap anak-anak yang memiliki hambatan fisik yang
kebetulan bersekolah di Tomoe.Perlombaan pada saat perayaan Hari Olahraga di
Tomoe sepertinya dirancang sedemikian rupa sehingga mereka dapat ikut
serta.Bahkan dapat menjadi pemenang.
Takahashi, seorang
murid yang tubuh, tangan dan kakinya berukuran pendek, mampu meraih juara
umum.Kaki dan tangan Takahashi yang pendek membantunya memenangkan
bermacam-macam lomba, seperti perlombaan menaiki tangga yang anak tangganya
tersusun rapat, dan perlombaan merayap ke dalam ikan karper yang terbuat dari
kain.Perlombaan yang berhasil membuat seorang anak yang memiliki hambatan fisik
merasa dirinya mampu berprestasi seperti anak-anak lainnya.
Bahkan saking ingin
menjaga mental anak didiknya, Kepala Sekolah pernah memarahi seorang guru yang
pada saat menerangkan pelajaran biologi menanyakan pada seorang anak, apakah
anak itu masih punya ekor.Pertanyaan yang wajar ditanyakan seorang guru saat
pelajaran.Pertanyaan yang biasa saja bila ditujukan kepada anak normal.Namun
pertanyaan tersebut kebetulan ditujukan pada seorang anak yang mengalami
kelainan pada pertumbuhan tubuhnya.Kepala Sekolah tak ingin perkembangan jiwa
si anak terganggu, karena merasa dirinya dianggap makhluk aneh.
Pada suatu hari, dalam
perjalanan sekolah di atas kereta api, Totto-chan berpikir apakah Tomoe Gakuen
punya lagu sekolah. Karena ingin tahu secepat mungkin, ia tidak sabar menunggu
sampai kereta tersebut sampai ke stasiun yang terdekat di sekolahnya.
Begitu
kereta memasuki stasiun Jiyugaoka, Totto-chan langsung melompat turun dan
melesat dengan cepat.Begitu masuk gerbong kelasnya, dia langsung bertanya
kepada temannya apakah sekolah Tomoe Gakuen itu punya lagu sekolah.Tetapi
temannya menjawab tidak. Dan dia beserta teman- temannya pergi ke kantor kepala
sekolah untuk meminta dibuatkan lagu sekolah. Dan kepala sekolahnya pun
berjanji besok pagi lagu sekolah itu pasti siap.
Dan
keesokan harinya, ada pengumuman yang ditempelkan disetiap kelas, yang menyuruh
setiap anak dan guru berkumpul di lapangan sekolah. Totto-chan bergabung dengan
murid-murid lain , semua penasaran ingin tahu. Sambil membawa papan tulis ke
tengah lapangan, kepala sekolah berkata , “ Nah, dengar, ini lagu untuk Tomoe,
sekolah kalian.” Tetapi lagu itu sangat pendek.Dan anak- anak pun tidak
menyukai lagu itu.
Kepala Sekolah pun merasa
sedikit kecewa. Tetapi dia tidak marah.Mungkin kepala sekolah tidak pernah
berpikir untuk membuat lagu sekolah.Jadi, ketika nada-nada itu dihapus dari
papan tulis, berakhirlah masalah dan Tomoe Gakuen tidak pernah punya lagu
sekolah.
Nama
Totto-chan yang sebenarnya adalah Tetsuko. Sebelum ia lahir, semua teman orang
tuanya yakin bahwa bayi yang akan lahir itu berjenis kelamin laki- laki. Mereka
pun memutuskan menamai bayi mereka Toru.Ketika ternyata yang lahir bayi
perempuan, mereka sedikit kecewa.
Tapi
mereka menyukai huruf Cina untuk Toru, maka mereka menggunakan huruf itu untuk
nama anak perempuan dengan memakai ucapan versi Cina tetsuko dan menambahkan
akhiran ko yang biasa digunakan untuk nama anak perempuan.
Jadi, semua
orang memanggilnya Tetsuko-chan. Tapi bagi gadis cilik itu, nama itu
tidak terdengar seperti Tetsuko-chan. Jadi, setiap kali seseorang bertanya siapa
namanya, ia akan menjawab, Totto-chan. Ia bahkan mengira chan adalah bagian
dari namanya. Papanya kadang memanggil Totsky seolah ia anak laki-laki.
Di
sekolah Tomoe akan ada sebuah gerbong baru untuk ruang perpustakaan.
Dan anak-anak yang ingin melihat datangnya gerbong tersebut harus menginap di
sekolah. Karena gerbong tersebut akan datang pada malam hari. Mereka pun
berkumpul di sekolah setelah sempat pulang ke rumah untuk mengambil piama dan
selimut. Totto-chan dan teman- temannya tidak akan pernah lupa malam itu. Saat
gerbong yang baru, datang.
Keesokan
harinya, ada kejadian yang membuat Totto-chan bertambah heran. Kepala sekolah
Tomoe Gakuen mengizinkan anak muridnya untuk berenang tanpa memakai sehelai
baju pun. Ini dimaksudkan untuk mengajarkan muridnya bahwa semua tubuh itu
indah.Karena ada beberapa murid di sekolah Tomoe Gakuen yang terkena polio dan
cacat tubuh.
Kepala
Sekolah berpendapat jika mereka bertelanjang dan bermain bersama, rasa malu itu
akan hilang dan membantu menjauhkan mereka dari rasa rendah diri. Akibatnya
hampir semua murid Tomoe Gakuen berkulit cokelat, dan hampir tidak
ada yang kulitnya belang putih bekas baju renang.
Setelah
liburan musim panas berakhir, semester kedua pun dimulai.Di Jepang, tahun
ajaran sekolah dimulai pada bulan April. Pada waktu mau masuk sekolah, kepala
sekolah berpesan kepada para orangtua agar mengenakan pakaian paling
using ketika ke sekolah. Dia ingin semua murid mengenakan pakaian
usang agar mereka tidak perlu mengkhawatirkan pakaian mereka akan kena lumpur
atau robek. Menurutnya, sayang kalau anak-anak harus takut dimarahi akibat
mengotori pakaian mereka, atau ragu-ragu bergabung mengikuti suatu permainan
karena cemas baju mereka akan robek.
Suatu
pagi, sekolah Tomoe Gakuen kedatangan murid baru. Namanya Takahashi.
Dia sekelas dengan Totto-chan dan berasal dari Osaka. Osaka adalah kota impian
yang belum pernah dilihat Totto-chan. Dan saat itu Totto-chan meminta Takahashi
untuk menceritakan tentang Osaka. Sayangnya, lonceng berdentang, tanda jam
pelajaran pertama dimulai.Totto-chan pun merasa sedikit kecewa.Dan Takahashi
pun menjadi salah satu sahabat Totto-chan.
Dalam
perjalanan pulang dari sekolah, tak jauh dari rumah, di pinggir jalan
Totto-chan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya, gundukan pasir yang
tinggi.Totto-chan senang sekali. Setelah melompat-lompat kecil, ia berlari
kencang kearah gundukan pasir itu lalu melompat ke puncaknya. Tapi, ternyata
itu bukan gundukan pasir.Di dalamnya ada adonan semen abu-abu.
Kemudian
Totto-chan pun terbenam ke dalam semen itu.Lama-kelamaan badannya tenggelam
sampai dada.Ia tampak seperti patung, lengkap dengan tas sekolah dan sepatu.
Semakin kuat ia mencoba keluar, semakin dalam kakinya terbenam. Sepatunya pun
hampir lepas.Sampai sore hari tidak ada yang menolongnya.Sampai mama
menemukannya di dalam gundukan semen itu.Mama yang mencoba menolongnya, kakinya
malah ikut terperosok ke dalam gundukan itu.
Selang
beberapa lama, akhirnya Totto-chan dapat keluar dari gundukan semen itu.Dan
mama pun mengingatkannya agar tidak melompat ke dalam sesuatu sebelum
mengetahui isinya.Hari-hari di musim gugur semakin pendek.Ketika akhirnya
mereka sampai di rumah langit benar-benar sudah gelap.
Liburan
tahun baru hampir tiba. Totto-chan berencana akan pergi bermain ski bersama
papa dan mama. Teman papanya, Hideo Saito, pemain cello dan dirigen di orkestra
tempat papa bermain, punya rumah peristirahatan yang indah di Tanah
Tinggi Shiga. Mereka biasa menginap di sana pada musim dingin. Totto-chan mulai
belajar bermain ski sejak bersekolah di taman kanak-kanak.
Bagi
Totto-chan, tahun ini tidak sama dengan tahun sebelumnya. Kini ia sudah kelas
satu sekolah dasar dan sudah tahu bahasa Inggris walaupun sedikit. Papa
mengajarinya bagaimana mengucapkan “thank you”.
Ketika
kembali ke sekolah setelah liburan musim dingin, anak-anak melihat sesuatu yang
baru dan menakjubkan.Mereka berteriak-teriak kegirangan melihatnya.Di seberang
deretan kelas ada satu gerbong baru, di samping petak bunga, dekat Aula.Ketika
mereka berlibur, gerbong itu telah ditata menjadi perpustakaan.
Kepala
sekolah mengatakan bahwa semua murid boleh datang ke perpustakaan kapan saja
serta boleh meminjam buku untuk dibawa pulang.Dan jika sudah selesai
membacanya, mereka harus mengembalikan buku itu. Dan kalau ada yang punya buku
di rumah yang pantas dibaca oleh teman-teman, kepala sekolah akan senang sekali
jika mereka membawa buku itu ke perpustakaan.
Anak-anak
sangat gembira.Karena belum terlalu lancar membaca, Totto-chan memilih buku
bergambar yang tampak paling menarik.Buku yang dipilih Totto-chan rupanya
berisi cerita rakyat.Ceritanya tentang putri orang kaya yang tidak bisa
mendapatkan suami karena dia selalu buang angin.Akhirnya, orangtuanya berhasil
menemukan suami untuk putrinya.Tetapi gadis itu terlalu bersemangat pada hari
pernikahannya hingga tanpa sadar, dia buang angin lebih kencang dari biasanya.
Angin itu mengangkat suaminya dari ranjang, memutar-mutar tubuhnya tujuh
setengah kali, lalu membenturkan pria malang itu ke dinding sampai pingsan.
Gambar
yang paling menarik di buku itu adalah gambar yang menunjukkan si pengantin
pria berputar-putar di dalam kamar karena diterbangkan angin.Sejak itu, banyak
anak yang ingin membaca buku tersebut.
Tak
terasa musim semi telah tiba.Hari itu tepat setahun sejak pagi hari ketika
untuk pertama kalinya Totto-chan datang ke Tomoe Gakuen bersama mama.Sekarang
Totto-chan dan teman-temannya gembira karena status baru mereka sebagai anak
kelas dua.Mereka menonton anak-anak baru di kelas satu dengan penuh rasa ingin
tahu. Bagi Totto-chan, tahun-tahun yang sudah ia lewati penuh dengan berbagai
peristiwa.
Kepala
sekolah memperkenalkan seorang guru baru. Dia adalah petani yang diminta
kepala sekolah untuk mengajarkan cara bercocok tanam kepada muridnya. Petani
itu mengajarkan apa saja yang dia bisa. Walaupun seorang petani, murid-murid
menghormatinya layaknya seorang guru.Dan mereka menyebutnya guru pertanian.
Setahun
kemudian, Totto-chan sudah duduk di kelas tiga.Dan dia sangat sedih karena dia
sangat menyukai Tai-chan. Tai-chan anak yang cerdas dan mahir dalam pelajaran
fisika.Tai-chan juga pintar bahasa Inggris dan dia yang mengajari Totto-chan
mengucapkan kata rubah dalam bahasa Inggris.Tetapi suatu hari, Tai-chan pernah
berbicara kasar terhadapnya.Dan itu membuatnya sangat sedih.Hanya karena
Totto-chan melempar Tai-chan keluar arena waktu gulat sumo.Dan itu membuat Tai-chan
sangat malu.
Tomoe
Gakuen kedatangan anak baru lagi.Tubuhnya terlalu jangkung dan tegap untuk anak
laki-laki seusianya.Menurut Totto-chan perawakannya seperti anak kelas tujuh.
Pakaiannya juga beda, mirip pakaian anak dewasa.
Pagi
itu anak-anak berkumpul di halaman sekolah.Dan kepala sekolah pun
memperkenalkan murid baru.Namanya adalah Miyazaki.Dia lahir dan dibesarkan di
Amerika.Jadi, Miyazaki tidak lancar berbicara dalam bahasa Jepang.Kepala
sekolah meminta murid-muridnya untuk membantu Miyazaki mengenal lingkungan
sekolahnya.
Sebelum
mereka sadari, perang dan segala kengeriannya telah mulai terasa dalam
kehidupan Totto-chan dan keluarganya.Setiap hari, para pria dan pemuda di
lingkungan tempat tinggalnya dikirim untuk pergi perang.Bahan pangan dengan
cepat menghilang dari toko-toko.Semakin lama semakin sulit untuk memenuhi
aturan makan siang di Tomoe Gakuen, yaitu menyediakan sesuatu dari laut dan
sesuatu dari pegunungan.Hampir semua kebutuhan dijatah.Di mana-mana tidak ada
lagi orang yang menjual permen.
Banyak
serdadu gugur, makanan sulit didapat dan semua orang hidup dalam ketakutan,
tapi musim panas tetap datang seperti biasa. Tidak ada lagi acara berkemah di
Tomoe dan tak ada lagi piknik-piknik yang menyenangkan ke sumber air
panas.
Ryo-chan,
tukang kebun di Tomoe akhirnya dipanggil untuk berperang.Dia sudah dewasa,
tetapi mereka selalu memanggilnya dengan panggilan kanak-kanaknya.Ryo-chan
bagaikan malaikat pelindung yang selalu menyelamatkan setiap kali ada anak yang
mengalami masalah. Ryo-chan bisa melakukan apa saja.
Kepala
sekolah merencanakan acara jamuan minum teh untuk mengantarkan keberangkatan
Ryo-chan. Ini jamuan minum teh yang pertama di Tomoe. Jamuan minum teh adalah
hadiah perpisahan yang menyenangkan dari Ryo-chan untuk anak-anak, walaupun
ketika itu anak-anak sama sekali tidak punya bayangan tentang apa yang terjadi
di luar lingkungan mereka. Jamuan minum teh menjadi permainan terakhir yang
para murid mainkan di Tomoe sebelum mereka berpisah dan pergi menjalani
kehidupan masing-masing.
Ryo-chan
pergi naik kereta Toyoko. Kepergiannya bertepatan dengan kedatangan
pesawat-pesawat A
merika. Pesawat-pesawat itu akhirnya
muncul di langit Tokyo dan mulai menjatuhkan bom setiap hari.
Karena
banyaknya bom yang dijatuhkan tentara Amerika, akhirnya Tomoe Gakuen pun
terbakar.Kejadiannya di malam hari. Sekolah yang merupakan impian Sosaku
Kobayashi,sang kepala sekolah terbakar habis. Sekolah itu roboh bersamaan
dengan bunyi-bunyi yang mengerikan, bukan iringan suara-suara yang amat
disayanginya, suara tawa dan nyanyian anak-anak.Api, yang tidak mungkin
dipadamkan, meratakannya dengan tanah. Api berkobar dimana-mana diseluruh
Jiyugaoka.
Di
tengah semua itu, kepala sekolah berdiri di tengah jalan sambil memandang Tomoe
terbakar.Seperti biasa, dia mengenakan setelan tiga potong berwarna hitam yang
sudah usang.Dia berdiri tegak dengan kedua tangan di dalam saku.“Sekolah
seperti apa yang akan kita bangun lagi?” tanyanya kepada putranya, Tomoe, yang
berdiri di sampingnya. Tomoe mendengar kata-kata ayahnya,terpana dan tidak bisa
berkata apa-apa. Kecintaan Mr. Kobayashi terhadap anak-anak dan ketulusannya
dalam mengajar jauh lebih kuat daripada api yang sekarang membakar sekolahnya.
Totto-chan
berbaring dalam kereta pengungsi yang penuh sesak, terhimpit di antara
orang-orang dewasa.Kereta bergerak menuju Timur Laut. Ketika dia memandang ke
luar jendela, dia ingat kata-kata perpisahan yang diucapkan kepala sekolah,
“Kita akan bertemu lagi!”.Dia tidak ingin melupakan kata-kata itu. Sambil
merasa yakin dia akan segera bertemu lagi dengan Mr. Kobayashi, Totto-chan
akhirnya tertidur. Kereta merayap dalam gelap, membawa para penumpang yang diliputi
kecemasan.
Di
akhir buku cerita ini Si penulis menceritakan tentang teman-temannya yang dulu
pernah bersekolah di Tomoe Gakuen. Akira Takahashi, temannya yang terkena polio
tidak pernah bertambah tingginya. Tapi dengan nilai-nilai yang sangat bagus,
dia berhasil diterima di SMU yang terkenal di Jepang.Setelah itu dia
melanjutkan pendidikannya ke Universitas Meiji dan meraih gelar insinyur
listrik.Sekarang dia menjadi manajer personalia di sebuah perusahaan
elektronik.Dan Totto-chan pun mengunjungi Takahashi dan istrinya di
Hamamatsu.Mereka bernostalgia dengan menceritakan perasaan mereka saat
bersekolah di Tomoe Gakuen.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1
Kelebihan Buku
·
Buku ini di tulis
dengan sangat baik, buktinya ketika kita membaca buku ini ,kita seakan akan di
bawa kedalam cerita itu yang merupakan cerita yang di angkat dari kisah nyata.
·
Pemilihan judul buku
yang juga merupakan nama tokoh dalam cerita sangat mewakili isi bahan bacaan
secara keseluruhan dan sangat menarik perhatian pembaca “Totto Chan : Gadis
Cilik di Jendela”
·
Adapun cerita yang
disajikan merupakan kisah nyata penulis yang diangkat menjadi sebuah buku,
sehingga menarik perhatian pembaca untuk lebih memahami isi bahan bacaan secara
keseluruhan.
·
Adapun deskripsi
penulis dibuat dengan lengkap sehingga pembaca seolah-olah ikut berada
ditengah-tengah situasi yang sedang berlangsung dicerita tersebut.
·
Adapun cerita
totto-chan ini diselingi oleh ilustrasi-ilustrasi yang lucu, sehingga pembaca
tidak bosan untuk membacanya.
·
Adapun dalam buku yang
berjudul “Totto Chan-Gadis Cilik di Jendela” ini tidak hanya membuat pembaca
merasa terhibur, buku ini disajikan juga dengan memberikan pesan moral bagi
pembaca.
·
Sampul Buku yang
disajikan dengan warna yang cerah disertai gambar membuat penampilannya menjadi
lebih menarik perhatian pembaca.
3.2
Kekurangan Buku
·
Adapun dalam buku yang
berjudul “Totto Chan- Gadis Cilik di Jendela” ini terdapat istilah-istilah yang
mengharuskan pembaca untuk membacanya berulang-ulang ataupun menggunakan kamus
untuk lebih mengerti.
·
Buku ini terdapat
istilah Jepang yang sulit di mengerti dan membutuhkan kamus untuk
penerjemahnya.
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Gadis cilik dengan
segudang rasa ingin tahu, Totto-chan sering bertingkah laku aneh di sekolah.
Mulai dari membuka tutup laci mejanya ratusan kali, hingga memanggil penyanyi
jalanan, dan bahkan berdiri berjam-jam di depan jendela selama pelajaran
berlangsung untuk berbicara pada burung walet. Gurunya tidak tahan lagi dengan
tingkah laku Totto-chan dan akhirnya mengeluarkan dirinya dari sekolah.Mama pun
menyekolahkan Totto-chan di sekolah yang bernama Tomoe Gakuen.Sekolah unik ini
dikepalai oleh Sosaku Kobayashi.Sekolah unik ini, hanya memiliki 50 anak.
Belajar di sekolah
Tomoe Gakuen ini pada umumnya bebas dan mandiri, mulai dari kelas yang berupa
gerbong kereta api, kebun yang indah, pengaturan bangku dengan sesuka hati,
dimana saja, dan kapan saja, sampai metode pengajaran di mana para siswa dapat
memilih pelajaran apa yang ingin mereka pelajari hari ini dan yang mereka
sukai.
Totto-chan juga
menemukan banyak pengalaman yang menggembirakan. Seperti bernyanyi sebelum
makan siang bersama-sama di Aula dengan membawa santapan dari laut dan darat,
berkemah di sekolah,
Tahun 1945, sebuah bom
memusnahkan sekolah unik itu.Pada saat itu kepala sekolah, Sosaku Kobayashi,
berdiri tegar menatap terbakarnya sekolah yang dibuat dari uang pribadinya
sendiri.Ia bahkan bertanya kepada anaknya tentang sekolah seperti apa yang akan
ia buat lagi selanjutnya. Padahal Totto-chan pernah berjanji, bahwa dia akan
mengajar di Tomoe Gakuen, namun janji itu tak mungkin ditepati karena Tomoe
Gakuen telah musnah.
4.2
Saran
Dalam kurikulum
pendidikan Sekolah Dasar Indonesia menerapkan belajar sesuai dengan apa yang
sudah di atur di kurikulum. Para siswa mau tidak mau suka tidak suka harus
mengikuti semua pelajaran yang mungkin sebagian dari mereka menganggap
pelajaran tersebut tidak menarik atau malah membuat stres.Hal ini membuat
semangat belajar para siswa/i Sekolah dasar menjadi menurun.Kita bisa mencontoh
sekolah Tomoe Gakuen dalam novel ini yang memperbolehkan siswa nya untuk
belajar sesuai minat dan kemampuan mereka.Setiap siswa/i pasti memiliki
kesenangan masing-masing yang dapat mereka kembangan sejak dini.Namun keharusan
untuk Belajar pelajaran pokok seperti Matematika Bahasa Dan ilmu pengetahuan
bisa di terapkan dalam metode yang berbeda dan menyenangkan agar para murid
tidak bosan dengan materi-materi yang diberikan.Setelah itu para siswa/i boleh
mengikuti kegiatan yang mereka gemari seperti bermain musik menari atau
olahraga.