Makalah Perbedaan dan Persamaan Mendidik dan Mengajar


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Berbicara tentang pengertian Mengajar kalau dilihat dari esesinya dalam proses belajar mengajar sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat kedewasaan, baik secara fisik maupun mental. Tetapi dalam uraian berikut ini mencoba membedakan dengan suatu maksud memberikan suatu penanaman terhadap kenyataan yang kini sedang berkembang. Kenyataan yang dimaksud adalah keadaan proses dan hasil pengajaran di sekolah-sekolah. Sehingga pembedaan ini tidak bersifat esensial dan koseptual, memang kalau dilihat dari segi asal katanya keduanya memilki arti yang sedikit berbeda.

Mengajar adalah memberi pelajaran semisal, pelajaran matematika, pelajaran bahasa, pelajaran geografi, agar siswa yang di ajar itu mengetahui dan paham tentang pelajaran yang di ajarkan tadi. Sedangkan mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran. Menurut umum, memang mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Jadi mendidik lebih cenderung kepada transfer of knowledge.

Kenyataan mengajar lebih menekankan transfer of knowledge, inilah justru banyak berkembang di sekolah-sekolah. Kebanyakan guru dan juga orang tua wali sudah merasa puas kalau para anak didik mendapatkan nilai baik dari hasil ulangannya.

Jadi penting dalam hal ini siswa di tuntut mengetahui pengetahuan yang telah di ajarkan oleh gurunya. Yang penting adalah kecerdasan otaknya, bagaimana prilaku dan sikap mental anak jarang mendapatkan perhatian secara serius.

Cara evaluasi yang dilakukan oleh guru pun juga hanya melihat bagaimana hasil pekerjaan ujian, ulangan atau tugas yang diberikan. Ini semua mendukung suatu pengertian bahwa mengajar yang hanya terbatas pada soal kognitif dan paling di tambah keterampilan dan masih jarang yang sampai pada unsur afeksi.

B. Pengertian Mengajar
Mengajar adalah member pengajaran, semisal pelajaran matematika, memberi pelajaran bahasa, memberi pelajaran geografi, agar sisa yang diajar itu mengetahui dan paham tentang bahan yang diajarkan.

C. Pengertian Mendidik
Mendidik dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental. Mendidik lebih mendasar, mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer Of Values. Mendidik diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikometrik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang berpribadi.

Mendidik: Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.

Menurut Paulo Freire, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi dilevel individu maupun masyarakat yang mengarah kepada perubahan kondisi kearah yang lebih baik. Maka sejatinya pendidikan adalah juga proses pembebasan manusia, karena telah begitu banyak penindasan terjadi diantara manusia.

Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara – cara tertentu sehingga ilmu – ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hany memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai – nilai dan norma – norma susila yang tinggi dan luhur. Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai – nilai yang tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri Mendidik Menurut Milton Hildebrand dan Kanneth Feldan
Adalah sepuluh ciri yang telah digambarkan melalui karya Milton Hildebrand dan Kannet Feldman. Guru yang memilih semua ciri tersebut dianggap sebagai guu yang; “Hebat” poleh siswa dan teman sejawat mereka serta para staf administrasi. Guru yang memiliki kekuatan di sebagian bidang ini ( dan lemah di sebagian yang lain ) dianggap sebagai guru yang baik oleh sebagian pengamat dan sebagai guru yang jelek oleh pengamat lain.

1. Gaya Mengajar yang Merangsang Belajar
• Meyajikan mata pelajaran dengan cara yang menarik dan melibatkan siswa
• Menggukan humor untuk membantu mempertahankan perhatian siswa
• Memperkuat setiap poin utama dengan memberikan contoh, dan ilustrasi yang bermakna
• Mengaitkan materi pelajaran dengan dunia siswa
• Mengaitkan mata pelajaran pada pengalaman sebenarnya dalam dunia nyata ‘
•  Memusatkan perhatian pada pelajaran yang akan menjadi bagian pemanen dari kehidupan seseorang dan akan di gunakan berulang kali si luar sekolah
• Mengembangkan rasa ingin tahu
• Menyediakan waktu untuk membuat siswa secara psikologis siap untuk belajar 1


2. Kemampuan untuk berkomunikasi secara Jelas
• Menyampaikan impormasi dengan cara dyang jelas dan dapat dipahami
• Mampu memproduksi pengetahaun sampai pada komponen-komponen yang paling sederhana
• Mengaitkan satu sama lain impormasi yang diberikan
• Mengaitkan teori yang, Prinsip-prinsip, dan konsep-konsep pada penerapan praktis
• Merumuskan tujuan belajar dengan jelas dan memberitahukannya kepada siswa
• Menjawab pertanyaan secara tuntas dan bebas
• Memberikan umpan balik secara teratur dengan car yang mendorong siswa belajar
• Menjelaskan kritik yang diberikan kepada siswa.


3. Menguasai Materi Pelajaran yang Dipegangya
• Memiliki pengetahuan yang cukup luas dan mendalam di bidang yang diajarkan
• Memiliki pengetahuan yang mutakhir di bidang ilmu yang diajarkan
• Memilki komitmen terhadap bidang yang menjadi spesialisnya
• Menghubungkan fakta-fakta dan konsep yang lebih penting kepada bidang studi yang berkaitkan
• Mengetahui materi pelajaran dengan cukup baik sehingga dapat menekankan aspek-aspeknya yang penting-pnting
• Memilihara kontak-kontak dengan teman-teman sejawat dibidangnya (di dalam maupun di luar sekolah)

4. Memilki antusiasme yang Dinamis
• Merasa tertarik dan senang mengajar, menunjukkan hal itu
• Secara tulus tertarik pada mata pelajaran itu
• Membuat pelajaran itu menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan
• Memancarkan sikap yang positif kea rah kehidupan secara umum
• Mengembangkan gaya kemanusiaanya sendiri yang unik
• Mau berusaha lebih keras untuk membuat siswa melakukan apapun yang diperlukan untuk belajar

5. Memiliki Kepedulian Pribadi Terhadap Siswa
• Secara tulus menghormati siswa dan menunjukkan sikap peduli dan siap membantu
• Menunjukkan dengan jelas bahwa ia ingin membantu siswa belajar
• Menyediakan waktu dan berusaha untuk mengenal siswa dan kebutuhan mereka
• Bekerja dengan setiap siswa sebagai pribadi
• Berbicara dengan siswa menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri
• Dihargai karena nasihat-nasihatnya pada hal-hal selain masalah sekolah, serta dalam kegiatan di dalam kelas

6. Katerampilan Berintraksi • Melihat kebutuhan siswa dan selalu mengikuti perkembangan kemajuan tetap siswa
• Menggunakan reaksi dan umpan balik dari siswa untuk meningkatkan dan memandu tindakannya
• Secara akurat membaca dan mengomunikasikan sinyal-sinyal non-verbal
• Mengetahui ketika para siswa tidak mengerti
• Memandang siswa ketika berbicara kepada mereka, di dalam atau di luar kelas sekolah- kontak mata menunjukkan adanya kesadaran sebenarnya
• Berusaha agar siswa saling mengenal
• Memuji prestasi siwa yang berhasil untuk memotivasi belajar mereka dimasa mendatang

7. Memiliki kepribadian yang kuat
• Memiliki intrgritas dan kejujuran dalam semua hubungannya dengan siswa
• Mengemukakan di depan semua peraturan dan persyratan khusus tanpa ada harapan yang disembunyikan
• Tidak mengubah peraturan tanpa persetujuan siswa
• Sangat berhati-hati dan bertindak adil dalam memberikan nilai dan ujian
• Menjaga kerahasian siswa
• Bersedia mengambil resiko untuk berbuat salah dan kemudian memperbaiki kesalahan yang telah di buatnya
• Memiliki kesabaran dan pengertian bagi siswa baru

8. Komitmen
• Menunjukkan keinginan tulus untuk mengajar
• Menjadikan mengajar sebagai poritas nomor satu
• Menerima pembatasan dan kerja yang diperlukan menjalankan tugas secara benar
• Melakukan segala apa yang diperlukan untuk selalu memberi tahu siswa tentang kemajuan, kebersihan, dan kebutuhannya
• Meminta masukan dari siswa, teman sejawat, dan pegawai administrasi untuk tujuan perbaikan
• Menerima kritik dan saran sebagai tanda perubahan yang positif
• Selalu mencari cara-cara mengajar yang baru dan lebih baik
• Berbagi ide-ide terbaik dengan teman sejawat demi peningkatan propsional mereka2

Menurut umum, memang Mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik. Jadi Mengajar lebih cendrung kepada transfer of knowledge.

Kenyataan Mengajar yang lebih menekankan transfer of knowledge, inilah justru banyak berkembang di sekolah-sekolah. Kebanyakan guru dan juga orang tua wali sudah merasa puas kalau para anak didik mendapatkan nilai baik pada hasil ulangannya.
Jadi penting dalam hal ini siswa di tuntut mengetahui pengetahuan yang telah diajarkan oleh gurunya. Yang penting adalah kecerdasan otaknya, bagaimana perilaku dan sikap mental anak didik jarang mendapatkan perhatian secara serius. Cara evaluasi yang dilakukan oleh guru pun hanya melihat bagaimana hasil pekerjaan ujian, ulangan atau tugas yang diberikan. Ini semua mendukung suatu pengertian bahwa Mengajar hanya terbatas pada soal kognitif dan paling-paling di tambah keterampilan dan masih jarang yang sampai pada unsur efeksi.

Dalam hubungan ini perlu dikemukakan suatu kasus yang cukup menarik,. Pada suatu hari ada seseorang guru dan siswa dari suatu SMA, sama-sama naik colt kampus. Di dalam colt itu pun keduanya tidak bertegur sapa. Kemudian setelah sampai didepan gedung sekolahnya, guru itupun turun duluan dan siswanya dari belakang mengacungkan kepalan tangannya. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa seorang guru tadi hanya di akui eksistansinya sebagai guru kalau hanya berada di depan kelas saja, tetapi kalau diluar kelas sudah bukan apa-apa lagi, bahkan mungkin di anggap musuh karena guru di pandang sebagai guru yang kejam.

Kejadian-kejadian lain banyak, misalnya para siswa mengeroyok gurunya, hanya karena nilai rapornya jelek atau karena tidak naik kelas, padahal semua ini hanya sekedar symbol atau tahapan tertentu, bukan tujuan. Kasus dan kejadian seperti di contohkan di atas sebagai petunjuk atau akibat dari Mengejar yang transfer of knowledge, dan suyek belajar seolah-olah hanya membutuhkan pengetahuan saja.

Padahal tujuan belajar secara sensual, disemping untuk mendapatkan pengetahuan, juga keterampilan dan untuk pembinaan sikap mental. Dengan demikian tidak cukup kalau hanya dilakukan proses pengajaran yang transfer of knowledge itulah maka Mengajar harus sekaligus.

Mendidik dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu Mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan pengertian Mengajar maka pengertian Mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak Skedar transfer of Knowledge, akan tetapi juga transfer of values.

Mendidik diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikometrik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang pribadi. Berkait dengan soal pembentukan kepribadian anak didik, maka Mendidik juga harus merupakan usaha untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar terjadi proses internalisasi nilai-nilai pada dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.

Sehubungan dengan uraian dan kenyataan diatas, maka Mengajar dalam kegiatan belajar Mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disingkronisasikan dengan pengertian Mendidik. Oleh karena itu raka joni memberi batasan Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

B. Persamaan dan Perbedaan Mendidik dan Mengajar
Mendidik dengan mengajar memiliki persamaan sama-sama mentransfer sesuatu kepada orang lain untuk menjadi lebih baik dan mengetahuinya.

Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

“ MENGAJAR” adalah memberi pelajaran semisal, pelajaran matematika,memberi pelajaran bahasa, memberi pelajaran geografi, agar siswa yang di ajar itu mengetahui dan paham tentang bahan yang di ajarkan tadi. Sedangkan “ Mendidik ‘’ adalah memelihara dan memberi latihan mengenai ahklak dan kecerdasan pikiran. Menurut umum, memang “ mengajar ‘’ di artikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik. Jadi “ Mendidik ‘’ lebih cenderung kepada transfer of knowledge.
Disamping untuk mendapatkan pengetahuan, juga keterampilan dan untuk pembinaan sikap dan mental. Mendidik dapat diartikan sebagai usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Dengan demikian tidak cukup kalau hanya dilakukan proses pengajaran yang transfer of knowledge , itulah maka Mengajar harus sekaligus mendidik.

Sehubungan dengan uraian dan kenyataan diatas, maka Mengajar dalam kegiatan belajar Mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disinkronisasikan dengan pengertian Mendidik.
Sehungan dengan uraian dan kenyataan diatas , maka Mengajar dalam kegiatan belajar Mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disinkronisasikan dengan pengertian Mendidik. Oleh karean itu raka joni memberikan batasan Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.


DAFTAR PUSTAKA
Dimayati dkk,Belajar dan Pembelajaran,Jakarta,PT Asdi Mahsatya, 2006,hlm.112
Principles of College Teaching seperti dimuat dalam
Abu Ahmadi dkk, Ilmu Pendidikan,PT.rieneka,Jakarta 1991

Author:

Facebook Comment