Instrumen Jurnal Pengembangan Bahan Ajar Menulis

1. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket validasi modul oleh pakar/ahli, lembar angket praktikalitas modul oleh guru dan siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar tes unjuk kerja menulis cerpen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan histogram.

2. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS CERPEN DENGAN MEMANFAATKAN UNGKAPAN PROSES KREATIF SASTRAWAN
Data hasil uji coba berupa data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data deskriptif kualitatif berupa data verbal mengenai komentar, saran/kritik dalam angket dan catatan ketika uji coba. Sedangkan data kuantitatif berupa skor yang terdapat pada angket terkait kelayakan dan kemenarikan bahan ajar yang dikembangkan. Data dikumpulkan dengan angket uji coba untuk ahli, praktisi, dan siswa terkait kelayakan dan kemenarikan bahan ajar. Selain itu, wawancara tidak terstruktur juga dilakukan untuk memperoleh data verbal berupa catatan dan

komentar dari subjek uji coba. Data dianalisis dengan cara (1) mengumpulkan data verbal tertulis yang diperoleh dari angket penilaian, (2) mentranskrip data verbal lisan, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklasifikasi data verbal tulis dan verbal lisan berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis sebagai dasar untuk melakukan tindakan terhadap produk yang dikembangkan, yaitu direvisi atau diimplementasi.

3. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN BUDI PEKERTI PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN UNTUK SISWA KELAS IX
Pembahasan untuk mendeskripsi karakteristik cerita pendek (cerpen) bermuatan budi pekerti siswa kelas IX, dilakukan penelitian dengan cara memberikan angket kebutuhan bagi siswa dan guru. Angket kebutuhan siswa dan guru kemudian dikumpulkan, dipilih, dan dianalisis sesuai kebutuhan siswa dan guru.

Bahan ajar yang dikembangkan adalah menulis cerpen yang bermuatan budi pekerti untuk siswa kelas IX, yang dilengkapi instrumen penelitian berupa lembar validasi ahli dan lembar pengamatan pengguna. Setelah mendeskripsi karakteristik cerita pendek (cerpen) bermuatan budi pekerti siswa kelas IX, prosedur selanjutnya dilakukan penyusunan draf buku bahan ajar menulis cerpen bermuatan budi pekerti kemudian divalidasikan kepada ahli. Buku bahan ajar menulis cerpen berjudul Cara Mudah Menulsi Cerpen dengan sub judul Materi

Ajar Menulis Cerpen Bermuatan Budi Pekerti untuk Siswa SMP.

4. PENGEMBANGAN MATERI AJAR PUISI DI SD
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan juga ada tiga macam, yaitu kajian literatur, teknik angket, dan teknik penilaian. Data yang dikumpulkan melalui kajian literatur adalah kriteria puisi anak-anak. Kriteria yang didapatkan secara teoretis ini digunakan sebagai bahan rujukan dalam menganalisis materi puisi yang sudah ada dan menyiapkan kriteria puisi anak-anak yang harus dikembangkan oleh guru. Angket digunakan untuk mencari tanggapan para guru berkaitan dengan materi puisi yang terdapat dalam buku pelajaran. Selain itu, angket juga digunakan untuk mengumpukan data hasil evaluasi terhadap rancangan produk maupun produk yang telah disempurnakan. Teknik penilaian digunakan untuk menilai rancangan produk dan evaluasi produk.

5. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Dalam melak-sanakan tugas peneliti dibantu dengan instrumen berupa (a) panduan observasi, (b) panduan wawancara, dan (c) angket. Panduan observasi digunakan untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dijalankan oleh guru bersama siswa. Panduan wawancara dimanfaatkan untuk mendapatkan tanggapan secara lisan dari guru dan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Terakhir, angket dimanfaatkan untuk penilaian bahan ajar, pembelajaran, dan produk pengembangan oleh siswa dan ahli/pakar.

Subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tiga tahap pokok penelitian, yaitu subjek penelitian pada tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan model, dan tahap implementasi.

6. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PETUNJUK BAGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP
Instrumen Penelitian

Dalam pengembangan bahan ajar menulis petunjuk dengan pendekatan kontekstual bagi siswa Kelas VIII SMP dibutuhkan data meliputi 1) kebutuhan siswa dan guru terhadap bahan ajar menulis petunjuk dengan pendekatan kontekstual bagi siswa Kelas VIII SMP, dan 2) uji validasi prototipe bahan ajar menulis petunjuk dengan pendekatan kontekstual bagi siswa Kelas VIII SMP. Untuk memperoleh gambaran umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

7. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PETUNJUK BAGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall (1983:775). Metode pengembangan terdiri dari empat tahap, yaitu (1) tahap prapengembangan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap uji coba produk, dan (4) tahap revisi produk.

Prosedur penelitian yang diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Gall tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) Prosedur tahap prapengembangan atau perencanaan, dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan perencanaan penelitian. Pengumpulan informasi awal dilakukan dengan menyebar angket untuk siswa dan guru berkaitan dengan pembelajaran membaca dan menulis teks percakapan. Hasil pengisian angket tersebut disimpulkan dan digunakan untuk menyusun bahan ajar yang dikembangkan dan membuat spesifikasi produk yang memuat isi, penyajian, bahasa dan tampilan bahan ajar; (2) Tahap pengembangan, dilakukan dengan menulis identitas yang terdapat dalam bahan ajar, menuliskan materi bahan ajar yang dikembangkan; (3) Tahap uji coba, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji ahli materi dan pembelajaran, praktisi dan siswa yang dilakukan secara berurutan dan (4) Tahap revisi produk, dilakukan untuk menyempurnakan bahan ajar berdasarkan hasil angket uji coba beserta komentar dan saran.

Instrumen prapengembangan dan uji coba berupa angket. Angket yang digunakan ada lima macam, yaitu (1) angket prapengembangan untuk guru, (2) angket prapengembangan untuk siswa, (3) angket uji ahli materi dan ahli pembelajaran, (4) angket uji praktisi, dan (5) angket uji siswa. Angket merupakan suatu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh validator dan subjek uji coba yang menjadi sasaran dari questionnaire tersebut (Slameto, 2001:128). Angket uji coba diarahkan untuk mengungkap komponen isi, penyajian, bahasa dan tampilan dalam bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan. Angket diberikan kepada (a) ahli materi dan ahli pembelajaran, (b) angket uji praktisi (guru Bahasa Indonesia) dan (c) uji siswa sebagai panduan uji coba produk bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan sebelum produk direvisi.

Data yang dikumpulkan dalam uji coba bahan ajar membaca dan menulis teks percakapan ini berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut berupa data verbal tulis dan lisan. Data verbal lisan berupa komentar, saran, dan informasi hasil wawancara. Data verbal tulis berupa hasil uji coba bahan ajar terhadap uji ahli, uji praktisi, dan uji siswa dari hasil pengisian skor pada angket. Data verbal diperoleh dari hasil prapengembangan untuk merumuskan spesifikasi produk bahan ajar dan data uji coba untuk memperbaiki komponen isi, penyajian, bahasa, dan tampilan bahan ajar. Data ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan menilai tingkat keefektifan isi, penyajian, bahasa, tampilan produk bahan ajar.

8. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA DAN MENULIS NASKAH DRAMA TERINTEGRASI SISWA SMP/MTs KELAS VIII
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai humant instrument, angket, dan pedoman wawancara. Teknik analisis data uji coba produk dilakukan dengan empat cara, yaitu (1) mengumpulkan data verbal yang diperoleh dari angket, (2) mentranskrip data verbal lisan dan tulis, (3) menghimpun, menyeleksi, dan mengklarifikasi data verbal tulis dan hasil transkrip berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan hasil analisis sebagai dasar untuk melakukan tindakan terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Pengolahan data angket dianalisis dengan pedoman pemaknaan data. Pedoman yang digunakan adalah 75. Berdasarkan nilai 75 tersebut, maka ditetapkan pula standar kelayakan sebesar 75 yang dinyatakan dalam persen.

9. PENGEMBANGAN MODUL DENGAN TEKNIK SQ3R UNTUK KECAKAPAN MENULIS ARTIKEL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Dengan maksud media selanjutnya akan lebih baik dari pada sebelum diperbaiki Ujicoba dalam secara lebih luas (a) Ujicoba ini dilakukan dalam 2 kelompok besar yakni kelas XI Akuntansi yang keseluruhannya berjumlah 42 orang (b) Melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas produk meliputi: kuisioner tanggapan siswa terhadap bentuk pembelajaran melalui modul.Melakukan pengamatan terhadap siswa mengenai sikap dan perilaku dalam proses pembelajaran berlangsung. Revisi dan Penyempurnaan.Setelah diuji coba dilakukan, dilakukan telaah dan refleksi terhadap catatan-catatan/data hasil observasi teman sejawat dan angket siswa. Semua kekurangan segera diperbaiki atau direvisi agar diperoleh hasil yang

lebih baik, lebih sempurna. Model Produksi Akhir Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap media pembelajaran yang dibuat berdasarkan kekurangan yang ditunjukkan media tersebut, maka tahapan terakhir adalah memproduksi media.

Berdasarkan hasil angket dengan beberapa siswa, secara keseluruhan hampir memiliki pendapat yang sama mengenai isi modul. Mengenai pilihan kata, warna dan gambar secara umum sudah tersaji dengan jelas. Pada bagian pengantar, petunjuk umum, daftar isi sudah tersaji dengan lengkap. Sementara pada bagian petunjuk khusus, ada salah satu siswa yang berpendapat masih cukup jelas, hal ini dapat dimaknai kemungkinan siswa tersebut belum dapat memahami secara rinci langkah-langkah membaca dengan teknik SQ3R. Selain menggunakan angket, peneliti juga melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa siswa .

10. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS PUISI BERKONTEKS LINGKUNGAN PESERTA DIDIK BERMUATAN NILAI-NILAI RELIGIUS UNTUK MADRASAH ALIYAH
Instrumen Penelitian

Pengembangan bahan ajar menulis puisi berkonteks lingkungan peserta didik bemuatan religius ini dilakukan melalui penyebaran instrumen yang berisi pertanyaan berkait dengan produk yang dikembangkan berupa:
  1. Instrumen untuk mengetahui kebutuhan awal, yaitu angket kebutuhan guru, dan peserta didik mengenai nilai-nilai religius dan pembelajaran sastra, khususnya menulis puisi,
  2. Instrumen untuk mengukur kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur puisi dan memahami langkah-langkah menulis puisi sebelum menggunakan materi ajar menulis puisi bermuatan nilai-nilai religius,
  3. Instrumen penilaian materi ajar menulis puisi bermuatan nilai-nilai religius oleh ahli berupa angket,
  4. Instrumen untuk mengukur kemampuan peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur puisi dan memahami langkah-langkah menulis puisi sesudah menggunakan materi ajar menulis puisi bermuatan nilai-nilai religius.

Author:

Facebook Comment