Sejarah Ekonomi

BAB III
SEJARAH EKONOMI
Oleh: Dr. Suryana, M.Si


3.1 Teori Pertumbuhan Klasik

Sejak dahulu para ahli ekonomi klasik dan non-klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, John Stuart Mill, Alfred Marshal, Leon Walras dan Kurt Wicksel telah mengemukakan beberapa teori pembangunan (teori pertumbuhan). Adam Smith adalah ahli ekonomi klasik yang pertama kali mengemukakan mengenai pentingnya kebijaksanaan lisezfaire atas sistem mekanisme untuk memaksimalkan tingkat perkembangan ekonomi suatu masyarakat.

Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of the Nation” mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi. Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi atau mempercepat prose pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong tingkat perkembangan teknologi. Jadi menurut teori klasik pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya perpacuan antara perkembangan penduduk dan kemajuan teknologi.

Mengenai corak dan proses pertumbuhan ekonomi, Adam Smith mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terus menerus berlangsung secara komulatif. Asal saja ada sedikit permodalan awal dan kemungkinan-kemungkinan pasar, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, sehingga timbul kenaikan produktivitas dan pendapatan nasional. Adanya kenaikan pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Selain itu, spesialisasi dan perluasan pasar akan menciptakan perangsang yang lebih besar bagi para pengusaha dan pengembangan teknologi dan mengadakan inovasi, sehingga pembangunan ekonomi akan berlangsung terus.

Pandangan Smith yang optimis terhadap pola proses pembangunan diatas sangat bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan Malthus. David Ricardo dan Malthus lebih pesimis terhadap proses pembangunan dalam jangka panjang (long run). Karena dalam jangka panjang menurutnya perekonomian akan mencapai ‘stationary state”, yaitu suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Sedangkan perkembangan penduduk menurut pendapat mereka, akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke tahap rendah. Mengapa hal ini terjadi karena berlaku hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (the law of demenishing return). Hakikatnya teori ini adalah “karena keterbatasan tanah, maka apabila terjadi pertumbuhan penduduk (bertambahnya tenaga kerja), akan berakibat menurunnya “marginal product”. Pada tingkat ini pekerja akan menerima tingkat upah yang subsisten, yaitu suatu tingkat upah yang hanya cukup untuk hidup. Sehingga tingkat keuntungan pada akhirnya adalah nol. Tibalah apa yang disebut stasioner. Dalam keadaan ini pemupukan modal adalah berhenti, penduduk tidak bertambah, tingkat upah berada pada tingkat subsisten, dan kemajuan teknikpun berhenti.

Sedangkan Robert Malthus menitikberatkan perhatian pada “perkembangan kesejahteraan” suatu negara, yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Sebagaimana ditulis Malthus, “pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan kesejahteraan yang sebanding”. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya apabila pertumbuhan tersebut akan meningkatkan “effective demand”. Peningkatan permintaan efektif tersebut pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan. Produksi dan distribusi sebagai dua unsur utama kesejahteraan dapat dicapai dalam jangka pendek, asal dikombinasikan pada proporsi yang besar. Faktor-faktor yang menentukan pembangunan ekonomi adalah tergantung pada tenga kerja, modal, dan organisasi.

Ahli ekonomi klasik lainnya adalah Mill, ia bersifat unik, karena membangun suatu teori yang membicarakan hampir semua faktor yang penting bagi pembangunan ekonomi masa kini. Dia menekankan faktor-faktor seperti tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi, distribusi yang adil, peluasan perdagangan luar negeri, perubahan kelembagaan dan lain-lain.

Dalam analisis selanjutnya, Mill mengemukakan bahwa pembangunan ekonomi sangat tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang berupa usaha-usaha untuk menghapus penghambat pembangunan, seperti adat istiadat, kepercayaan dan berfikir tradisional. Perbaikan dalam pendidikan, kemajuan dalam ilmu penegtahuan, perluasan spesialisasi dan perbaikan dalam organisasi produksi merupakan faktor yang penting yang akan memperbaiki mutu dan efesiensi faktor-faktor produksi dan akhirnya menciptakan pembangunan ekonomi. Menurut Mill, faktor pendidikan melaksanakan dua fungsi: yaitu mempertinggi pengetahuan teknik masyarakat dan mempertinggi ilmu pengetahuan umum. Pendidikan dapat menciptakan pandangan-pandangan dan kebiasaan-kebiasaan modern dan besar perannya untuk menentukan kemajuan ekonomi masyarakat. Dari teori klasik, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
  1. Tingkat perkembangan suatu masyrakat tergantung pada empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok modal, luas tanah, dan tingkat teknologi yang dicapai.
  2. Kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan penduduk.
  3. Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan pembentukan modal. Bila tidak terdapat keuntungan, maka akan mencapai “stationary state”.
  4. The law of deminishing return berlaku untuk segal kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan pertambahan produk yang akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, tetapi menaikkan tingkat sewa tanah.


3.2 Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Ahli ekonomi Neo-klasik yang terkenal, yaitu Yoseph Schumpeter, dalam bukunya “The Theory of Economics Development” menekankan tentang peranana pengusaha dalam pembangunan. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh karena adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Sebagai kunci dari teori Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang etrpenting adalah enterpreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional.

Pembaharuan yang diciptakan oleh para pengusaha itu dalam bentuk:
a. Memperkenalkan barang baru
b. Menggunakan cara-cara baru dalam memproduksi barang
c. Memperluas pasar barang ke daerah-daerah baru
d. Mengembangkan sumber bahan mentah yang baru
e. Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri

Pada pertengahan tahun 1950-an berkembangnlah teori pertumbuhan neo-klasik, yaitu suatu analisis pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori neo-klasik yaitu Solow, kemudian diikuti dan dikembangkan oleh Edmund Philips, Harry Johson, dan J.E Meade.

Pendapat neo-klasik tentang perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam pembanguna ekonomi
b. Perkembangan merupakan proses yang gradual
c. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
d. Adanya pikiran yang optimis terhadap perkembangan
e. Aspek internasional merupakan faktor bagi perkembangan

Berbeda dengan pandangan klasik, bahwa pertumbuhan ekonomi akan macet karena terbatasnya sumber-sumber alam. Neo-klasik yakin dengan kemajuan-kemajuan tekik dan perbaikan kualitas buruh cenderung meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi sehingga permintaaan masyrakat akan meningkat dan seterusnya.

Aspek internasional bagi perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya mengalami lima tingkat perkembangan ekonomi yaitu:

  1. Mula-mula negara yang bersangkutan pinjam atau impor kapital (negara peminjam yang masih muda).
  2. Setelah kapital tersebut dapat menghasilkan, maka membayar bunga atas pinjaman (pinjaman pokok belum dibayar).
  3. Setelah penghasilan negara tersebut meningkat terus, maka sebagian digunakan untuk melunasi utangnya, dan sebagian dipinjamkan ke negara yang membutuhkan (negara ini berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan).
  4. Negara tersebut sudah dapat menerima deviden dan bunga menjadi surplus, utangnya semakin sedikit, dan piutangnya semakin besar. Negara ini sudah pada tingkat debitur yang belum mapan.
Sumbangan penting dari teori pertumbuhan neo-klasik bukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.


3.3 Teori pertumbuhan ekonomi modern
A. Teori pertumbuhan Rostow
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan proses berdimensi banyak. Dalam bukunya “The Stages of Economic” (1960), Rostow mengemukakakn tahap-tahap dalam proses pembangunan ekonomi yang dialami oleh setiap negara pada umumnya kedalam lima tahap yaitu:

1. The traditional society (masyarakat tradisional)
Masyarakat tradisional yaitu suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan pada teknologi dan ilmu pengetahuan dan sikap yang masih primitif, dan berfikir irasional.


2. Precondition for take-off (persayaratan tinggal landas)
Adalah suatu masa transisi dimana suatu masyarakat memeprsiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth).


3. Take off (tinggal landas)
Adalah suatu masa dimana berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbentuknya pasar baru. Dalam analisis lain Rostow mendefenisikan tinggal landas sebagai “revolusi industri yang bertalian secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang dalam jangka waktu relatif singkat menimbulkan konsekuensi yang menentukan”. Rostow memberikan suatu contoh tentang tahap tinggal landas yang dialami oleh negara-negara yang sekarang sudah maju sebagai berikut:

Untuk mengetahui suatu negara apakah sudah mencapai tahap lepas landas atau belum, Rostow mengemukakan 4 ciri, yaitu:
  • Berlakunya penanaman modal yang produktif dari 5% menjadi 10% dari produksi nasional nettonya.
  • Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju yang tinggi.
  • Adanya atau terciptanya suatu rangka dasara politik, sosial dan institusional yang akan menciptakan pertumbuhan yang terus menerus atau self sustained growth.
Dalam menganalisis perkembangan beberapa sektor industri pada tahap take off, rostow membagi perekonomian menjadi tiga sektor, yaitu:
  • Sektor pertumbuhan primer; yaitu pertumbuhan terjadi akibat inovasi atau menggarap sumber baru atau yang belum tergarap dan menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari pada sektor ekonomi lainnya.
  • Sektor pertumbuhan suplementer; yaitu pertumbuhan pesat terjadi sebagai konsekuensi perkembangan sektor pertumbuhan primer tersebut.
  • Sektor pertumbuhan turunan; yaitu pertumbuhan terjadi “dalam kaitan yang agak tetap dengan pertumbuhan di bidang pendapatan nasional, penduduk, produksi distribusi atau beberapa variabel lain yang secara keseluruhan meningkat agak cepat.

4. The drive to manurity
Ciri penting pada tahap ini adalah:
  • Teknologi menyebar pada sektor-sektor perekonomian
  • Adanya perluasan produksi
Selanjutnya Rostow menyinggung ciri-ciri yang bersifat non-ekonomi dan hampir memasuki tahap berikutnya yaitu:
  • Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, sektor industri tambah penting peranannya, sedangkan sektor pertanian bertambah menurun.
  • Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer profesional menjadi bertambah penting.
  • Masyarakat menjadi bertambah bosan dengan kewajiban yang diciptakan oleh industri.

5. The age of high mess consumption
Pada masa ini masyarakat bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan sokongan politik, yaitu dengan cara:
  • Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara-negara tersebut ke luar negeri dan kecendurungan ini berakhir pada penaklukan negara-negara lain.
  • Menciptakan suatu “welfare state” , yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui sistem perpajakan yang lebih progresif.
  • Kebutuhan pokok sudah tidak menjadi masalah lagi, tetapi konsumsi lebih tinggi terhadap barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah.

B. Teori pertumbuhan modern menurut Kuznet
Profesor Kuznet, orang yang menerima hadiah Nobel dalam “ilmu ekonomi” tahun 1871 mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “kemampuan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat. Kemamapuan ini tumbuh atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan ideologis yang diperlukannya” (Kuznet, 1871). Dalam defenisi tersebut memiliki tiga komponen penting yaitu:

  1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secra terus-menerus persediaan barang. Peningkatan output yang terus menerus dan terpelihara merupakan manivestasi pertumbuhan ekonomi. Kemampuan untuk menyediakan berbagai macama barang adalah tanada kematangan ekonomi.
  2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat kemampuan pertumbuhan dalam menyediakan aneka macam barang kepada penduduk. Kemajuan ekonomi memberikan dasar pra-konsisi untuk pertumbuhan ekonomi selanjutnya memang suatu yang diperlukan, tetapi kondisinya belum cukup untuk merealisir pertumbuhan potensial yang terdapat dalam teknologi baru.
  3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat. Pembaharuan teknologi haruslah dibarengi dengan pembaharuan sosial.
Dalam analisisnya yang lengkap, profesor Kuznet mengemukakan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang dimanivestasikan dalam proses pertumbuhan oleh semua negara yang sekarang telah maju. Keenam karakteristik itu adalah: dua variabel kuantitatif yang berhubungan dengan pertumbuhan produksi nasional dan pertumbuhan penduduk, dua berhubungan dengan peralihan struktural dan dua lagi yang berhubungan dengan penyebaran internasional.


1. Dua variabel ekonomi yang bersamaan (aggregate) meliputi;
· Tingginya tingkat produk per kapita dan laju pertumbuhan penduduk
· Tingginya peningkatan produktivitas terutam produktivitas tenaga kerja


2. Dua struktural variabel transformasi;
· Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi
· Tingginya tingkat struktur sosial dan ideologi


3. Dua variabel penyebaran internasional, meliputi;
· Kedcenderungan negara-negra yang ekonominya sudah maju untuk pergi ke seluruh pelosok dunia untuk medapatkan pasaran dan bahan baku
· Arus barang, modal, dan orang antar-bangsa yang meningkat.


C. Teori pertumbuhan mantap Harrod-Domar

Harrod Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analasis Keynes yang menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya setiap usaha ekonomi harus menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapat nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod Domar ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal (K) dan jumlah produksi nasional (Y). Misalnya $300 unit modal diperlukan untuk menghasilkan $1 unit pendapatan, maka COR (Capital Output Ratio) adalah 3:1. Dengan kata lain COR=3. Selnajutnya apabila diketahui proporsi pendapatan nasional yang ditabung sebesar 6%, maka bisa dicapai pertumbuhan 2%. Ini dapat disusun dari model sederhana:

1. Tabungan (S) adalah beberapa proporsi (s) dari pendapatan nasional (Y) sehingga: S = s.Y
2. Investasi (I) sebagai perubahan stok modal (?K) maka: I=K 2
3. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional (Y), maka: ∆K = k?Y ∆K =k, ∆y
4. S harus sama dengan I maka S = I, maka : S =s.Y = k. ∆y = K = T, disederhanakan menjadi:
s.Y = k∆y dibagi dengan Y dan K, sehingga:
s/k = ∆Y/Y, dimana s/k adalah tingkat pertumbuhan ekonomi (G).

Persamaan pertumbuhan yang sederhana seperti di atas dapat digunakan untuk meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara-negara yang sedang berkembang.

Author:

Facebook Comment