BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik, (Kunst, gut zu renden atau
Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
keterampilan teknis (ars, techne). Dewasa ini retorika diartikan sebagai
kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar
manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berbicara lancar tanpa jalan
pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan
berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern
mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran,
kesenian dan kesanggupan berbicara.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut.
1. . Apa yang dimaksud retorika ?
2. Bagaimanakah sejarah retorika ?
3. Mengapa retorika perlu untuk dipelajari ?
C. Tujuan
Penulisan
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian retorika.
2. Mendeskripsikan dasar komuniasi.
3. Menjelaskan perkembangan retorika.
D. Manfaat
Manfaat
dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan baru mengenai Prinsip dasar
komunikasi, hakikat retorika dan perkembangannya. Secara praktis,
makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
A. Penulis
Penulis diharapkan setelah membuat dan mempresentasikan
makalah ini dapat lebih memahami dalam prinsip dasar komunikasi, hakikat
retorika dan perkembangannya.
B. Pembaca
Semoga setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui
tentang prinsip dasar komunikasi, hakikat retorika dan perkembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Dasar Komunikasi
Dalam
proses itu nampak adanya penyampaian informasi , ide beserta sikap dari
seseorang kepada orang atau sekelompok Berbicara baik di depan umum ataupun
dengan seseorang, pada hakikatnya merupakan proses komunikasi di antara kedua
belah pihak yang terlibat orang lain dengan tujuan tertentu yang di canangkan
si pembicaranya.
Dengan kata lain, pembicaraan dimaksud melibatkan segalah komponen serta
unsur-unsur komunikasi. Bahkan mungkin juga berlangsung lama hingga mencapai
situasi dan kondisi kedua belah pihak memperoleh kesamaan makna terhadap apa
yang di perbincangkannya.
Istilah “komunikasi” sendiri pada hakikatnya mengandung arti ganda. Komunikasi
bisa di artikan sebagai hubungan antar bagian-bagian mesin, seperti as
gardan pada mobil, pemindahan tenaga listrik pada perkakas dapur, jalan
penghubung kota; dan pengaruh suatu organisme lainnya.
Dalam hal pengertian yang terakhir, kita dapat mengenal adanya komunikasi di
kalangan hewan, dari kicauan burung, kokok ayam, raungan kucing, sampai pada
gonggongan anjing yang mengandung peringatan atau hardikan. Karena itu kita
bisa lebih kenal lagi pada konsep dasar yang membatasi komunikasi
dengan interaksi di kalangan manusia .
Dengan demikian komunikasi di kalangan manusia merupakan upaya mengubah sikap,
sifat, pendapat, dan perilaku orang lain dengan menggunakan sinyal dan atau
simbol yang dirasakan melalui pikiran sehat orang lain itu, sadar ataupun tidak
(jones, 1978: 6)
Lebih operasional lagi Carl I Hovland (1953: 12) menyatakan bahwa komunikasi
adalah proses di mana seorang insan ( biasanya berupa lambang dalam bentuk
kata-kata) untuk mengubah perilaku insan lainnya ( hadirin).
Dalam hal ini Hovland mengemukakan empat faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi yang dimaksud yaitu:
oleh komunikator
1. Komunikator yang
memprakasi komunikasinya
2. Rangsangan ( stimulus atau lazim pula disebut pesan komunikasi )
yang disampaikan
3. Hadirin (
biasa disebut komunikan ) yang menanggapi pesan komunikasi tersebut
4. Tanggapan hadirin terhadap pesan komunikasi yang
disampaikan komunikator itu
Tidak seorang komunikator melakukan sesuatu perilaku apabila tidak di rangsang
oleh panca indranya yang memperoleh kesan dari suatu kehdiran fakta , data,
gejala, atau peristiwa yang ada disekitarnya. Fakta, data, gejala, atau
peristiwa, maupun apa saja yang ada di alam semesta ini akan selalu menimbulkan
kesan pada otak siapa pun atas laporan panca indranya.
Atas persepsinya itu timbul idea tau inisiatifnya untuk menyampaikan pesan yang
akan merangsang lawan bicara atau orang lain yang memedulikannya, baik mereka
hadir di hadapannya maupun tidak. Melalui idenya itu si komunikator
merekayasa pesan-nya sedemikian rupa serta menyampaikannya kepada
komunikan dengan didasarkan pada tujuan yang diinginkannya .
Dalam keadaan tidak sama, komunikator akan selalu berusaha
keras untuk “ menyamakannya “akibat dengan tujuan yang dikehendakinya, dalam
arti berusaha mempengaruhi komunikan agar berpersepsi yang sama terhadap
pesan dan tujuan yang disampaikannya.
Dengan kata lain, komunikasi membuat si penerima dan si pemberi sama-sama
atau bersesuaian (tuned) dalam menanggapi suatu pesan (onong, 1973 : 39 ).
Dengan demikian, sebenarnya komunikasi akan berlangsung apabila di dalamnya
terlibat paling sedikit enam unsur yaitu; sumber, komunikator pesan, komunikan,
tujuan dan akibat. Sedangkan bagi komunikasi sifaatnya luas, umum, melibatkan
jarak jangkauan penyampaian pesan yang jauh, selalu harus menggunakan media.
Adapun Situasi-nya justru tergantung pada kondisi dari
masing-masing unsur tersebut.
Dalam hal berlangsungnya suatu komunikasi, para pelaku komunikasi - baik
komunikator maupun komunikan – menjalani kondisi di mana masing-masing
memperoleh persepsi terhadap situasi yang terjadi pada saat itu.
Karenanya syarat utama untuk mencapai kesamaan ( commonness ) pendapat,
sifat, sikap, dan perilaku terhadap pesan yang timbul dalam proses komunikasi
itu, masing-masing pelaku komunikasi harus mampu dan mau ber-empati (memproyeksikan
dirinya pada diri lawan dalam berkomunikasi itu).
Dengan demikian, masing-masing pelaku komunikasi akan dapat memahami maksud
dari penyampaian pesan (yang dilakukan komunikator) maupun umpan balik yang
muncul sebagai akibat (penerimaan komunikan terhadap pesan tersebut) yang
terjadi pada diri komunikan.
Kesediaan untuk berempati merupakan suatu sikap psikologis yang berintikan
itikad baik untuk mencapai persesuaian paham (astrid, 1982: 6).
Dalam hal ini jelas bahwa prinsip dasar dari komunikasi akan melibatkan
pelbagai bentuk persuasi, sekalipun dalam situasi komunikasi tatap muka
(Hovland. 1953:5).
Melaui empati dan teknik-teknik persuasinya, komunikator berusaha
memepengaruhi komunikannya, dalam arti berupaya mempengaruhi komunikannya,
dalam arti berupaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku komunikan
sesuai dengan apa yang dikehendakinnya.
Apabila sikap. Sifat, pendapat, atau pelaku komunikan itu sesuai dengan
kehendak komunikatornya, maka komunikasinya yang dimaksud dikatakan berhasil,
dalam arti kehendak komunikator itu tercapai. Dalam hali ini terwujud suatu
kesamaan makna terhadap pesan komunikasi antara komunikator dengan
komunikan.
Situasi demikian seringkali terjadi selama komunikasi itu belum menunjukkan
perubahan yang sesuai dengan keinginan komunikatornya , atau akibat dari
komunikasi itu belum menunjukkan sama dengan tujuannya. Selama itu pula
komunikasi akan berlangsung dengan timbale balik, diman masing-masing pelakunya
berubah-ubah status dari komunikator menjadi komunikan sebaliknya komunikan
menjadi komunikator.
B.
Hakikat Retorika.
Pengertian Retorika
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau
kalimat kepada seorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (misalnya member motivasi) . Berbicara adalah salah satu kemampuan
khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia.
Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan
menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.Retorika berarti kesenian untuk
berbicara baik (kunst, gut zu reden atau ars bene dicendi), yang dicapai
berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars , techne).Dalam
dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang
dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia.Retorika modern
mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik
pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran,
kesenian dan kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang
tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan
kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.Keterampilan dan kesanggupan untuk
menguasai seniberbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para rector yang
terkenal (imitatio)dengan mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika
(doctrina) dan dengan melakukan latihan yang teratur (excercitium).
Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan (res) dan mengungkapan yang
tepat melalui bahasa melalui :
1.
Alasan Retorika Dipelajari
Didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh,
yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara.
Menguasai kesanggupan berbicara dan keterampilan berbicara menjadi alasan utama
keberhasilan orang-orang terkenal di dalam sejarah dunia.Dalam sejarah dunia
justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama untuk
mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk ketidak mampuan dan
keyakinkan orang lain. Ketidak mampuan mempergunakan bahasa, sehingga tidak jelas
mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak negative dalam
hidup dan karya seorang pemimpin.
2.
Kemampuan pribadi
Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara
tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungannya
antara lain:
·
Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan public dapat
dikuragi atau dilenyapka
·
Rasa pasti pada diri dapat dipupuk dan bertumbuh
·
Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin
bertamabah
·
Dia dapat mengalami perkembangan dalam hal teknik berbicara
·
Artikulasi dalam mengucapkan kata-kata menjadi lebih jelas
·
Bahasanya memiliki daya persuasi
·
Lewat komunikasi retoris kemampuan pendagogis dan psikologis
dapat di bina
·
Kemampuan untuk berbicara secara spontan dapat dikembangkan
·
Kemampuan memberi motivasi dapat dipertinggi
·
Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam mengemukakan
dan memepertahankan pendapat atau ide
·
Dapat memperluas perbendaharaan kata
·
Dapat mengkoordinasi dengan lebih mudah mimik dan gerak-
gerik selama berbicara atau berdialog
·
Kesediaan untuk mendengarkan orang lain dapat dikembangkan
·
Keterampilan untuk mengolah artikel dapat dikembangkan
3.
Keberhasilan pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dapat terampil dalam mempergunakan bahasa, dapat
mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya, antara lain:
·
Mengalami
kemudahandalam proses berkomunikasi
·
Baginya terbuka kesempatan dan kemungkinan yang lebih luas
untuk mendapat kerja
·
Dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha pribadi
·
Lebih mudah mendapat pengakuan dan penghargaan dari orang
lain
·
Memperoleh kemungkinan lebih besar untuk menanam pengaru
·
Pengertian terhadap orang lain semakin terbina
·
Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesame dan
dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya.
4.
Tugas dan Jabatan
·
Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan
ilmu retorika dapat member keuntungan-keuntungan sebagai berikut
·
Orang dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas
tetapi padat sehingga mudah menyakinkan orang lain
·
Orang memiliki keterampilan dan kekuatan dalam
mempertahankan pikiran atau pendapat
·
Orang dapat membina relasi yang menguntungkan dengan
organisasi, perusahaan, institut atau partai-partai politik
·
Penguasaan yang lebih baik tentang seni membawakan ceramah
atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting
·
Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan
·
Mempertinggi keterampilan para produsen untuk menjual dan
menawarkan hasil-hasil produksinya
·
Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber-sumber
informasi
·
Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi, yang dapat
membawa dampak negatif bagi tugas dan jabtan.
5.
Kehidupan pada umumnya
Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan
di bawah ini:
o Memberi kesempatan dan kemungkinan
untuk mengontrol diri
o Dalam proses komunikasi yang sering ,
orang dapat menjadi semakin terbuka terhadap diri sendiri dan terhadap orang
lain
o Menghantar orang yang bersangkutan ke
dalam bidang interese yang baru
o Mengaktifkan dan mengembangkan
kesanggupan-kesanggupan laten
o Lewat proses komunikasi retoris dapat
terbina sikap objektif dan toleran
o Menjadi lebih lincah dalam pergaulan
dan komunikasi antarmanusia
C. Retorika Sebagai Satu Proses Komunikasi
1).
Apa itu komunikasi?
Komunikai adalah proses pengalihan makna antar pribadi manusia atau
tukar-menukar berita dalam sistem informasi. Ada empat faktor yang menjadi
persyaratan terjadinya satu proses komunikasi yaitu:
·
Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang mengatakan,
atau mengucapkan sesuatu.
·
Warta, pesan atau informasi (I), yaitu apa yang diucapkan;
apa yang disampaikan.
·
Resifiens (R), adalah oraang yang mendengar atau menerima
apa yng dikatakan atau disampaikan oleh komunikator.
·
Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh komunuikator
untuk menyampaaikan warta atau pesan.
Supaya komunikasi dapat tejadi, dalam arti terjadi saling pengertian antara
komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda (T), yang dimiliki
oleh komunikator dan resipiens dan dapat dimengerti oleh keduanya. Komunikasi
adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, di mana komunikator
menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2). Retorika sebagai proses komunikasi
Aspek-aspek komunikasi retoris sebagai
berikut:Seorang pembicara, menyampaikan kepada ;
·
Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan;
o Sesuatu;
o Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual
mobil);
o Memberikan argumen –argumen terhadap
pembicaraan
Sambil mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik
dari pendengar;
3)
.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi
Retoris
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitasdalam proses komunikasi
retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti:
komunikator, pesan, medium dan resipiens.
A. Pada komunikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah:
1. Pengetahuan
tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Yang dimaksud adalah penguasaan bahas dan keterampilan mempergunakan bahasa;
keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian
pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar
sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengam kebutuhan mereka.
2. Sikap
komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap
mantap dan mengyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran
dapat memberi dampak yang besardalam proses komunikasi retoris.
3. Pengetahuan
umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki
pengetahuan umum yang luas karena begitu dia dapat mengenal dan menyelami
situasi pendengar dab dapat mengerti mereka dengan lebih baik.
4. Sistem
sosial
Sistem komunikator berada dan hidup di dalam system masyarakat tertentu.
Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat
sangat mempengaruhi berpengaruh atau tidak).
5. Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki seorang komunikator
juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris.
4.
Faktor-faktor pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikator.
A. Pengetahuan
tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator
tidaak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu
diperhatika bahwa pendengar mempunyai cara memndengar dan mengerti sendiri,
yang dapata berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksud oleh komunikator.
B. Sikap
resipiens
Faktor ini juga dapat menentukan aktivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap
positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan member pengaruh
positif dalam proses komunikasi; sebaliknya sikap-sikap negatif seperti
tetutup, jengkel, tidak simpatik tehadap komunikator akan mendatangkan pengaruh
negatif.
C.
Sistem Sosial dan Kebudayan
Sistem sosial dan kebudayaan tetentu dapat menghasilkan sifat dan karakter
khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar,
tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa
menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk pada pimpinan.
D. Faktor
–faktor Pada Pesan dan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium . kedua faktor ini perlu
diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1. Elemen-elemen
pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini ,
komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya
komunikasi dapat membawa efek yang besar.
2. Struktur
pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas
proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis di
mana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan
3. Isi pesan
Isi pesan yang diungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi
resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak terlalu sulit, dan tidak
mengandung terlalu banyak kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens.
4. Proses
pembeberan
Yang
dimaksudkan adalah cara membwakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada
tiga kemungkinan yang dapat dipilih yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks,
terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketika kemungkinan ini membawa efek
yang berbeda dalam proses komunikasi.
5. Kegunaan Komunikasi Retorika
Mengapa komunikasi retoris itu penting?
KONRAD LORENZ mengatakan : “apa yang diucapkan tidak berarti juga didengar ;
apa yang didengar, tidak berarti juga dimengerti; apa yang dimengerti tidak
berarti juga disetujui; apa yang disetujui tidak berarti juga diterima; apa
yang diterima tidak berarti juga dihayati; apa yang dihayati tidak berarti juga
mengubah tingkah laku.”
Kalimat-kalimat ini mau mengungkapkan
kesulitan dalam proses komunikasi antar manusia. Antara ide atau pikiran dan
realisasinya yang kongkret terbentang satu jalan panjang, yang memiliki
berbagai macam kesulitan dalam penyampaian, sehingga dapat mengurangi
efektivitas dalam proses komunikasi.
Oleh karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat
dimengerti; apa yang dimengerti dapat disetujui; apa yang disetujui dapat
diterima; apa yang diterima dapat dihayatidan apa yang dihayati dapat mengubah
tingkah laku.
6.
Retorika dan Ilmu Bahasa
Sebelum sampai pada
era retorika modern, pernah muncuk suatu anggpan dan mitos bahwa “rhetoric, it
is argued, deal with ornamental language rather than with substantive ideas”
(Golden, dkk, 1983:2). Anggapan semacam ini begitu diyakini abad pertengahan di
Jerman sebagaimana dikemukakan oleh Erost Robert Curtius bahwa retorika
diasosiasikan dengan bahasa yang berbunga0bunga, cita rasa verbal dan ungkapan
yang bombastis saja (Golden, dkk, 1983:2; Syafie, 1988:3). Dalam sejarah
perkembangan studi tutr dan bahasa pernah muncul suatu anggapan bahwa retorika
adalah bagian dari tatabahasa (Oka dan Basuki, 1990:65). Di Indonesia gejala
seperti ini tumbuh dan berkembang sehingga menimbulkan kesimpangsiuran, apakah
retorika merupakan cabang ilmu tersendiri yang objek alamiahnya bahasa ataukah
merupakan cabang ilmu bahasa? Kemudian bagaimanakah kaitannya dengan ilmu
bahasa?
Pada umumnya orang
beranggapan bahwa “retorika adalah suatu istilah yang secara tradisional
diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada
suatu penegtahuan yang tersusun baik (Keraf, 1983:1). Berkembangnya anggapan
semacam ini menuntut perlunya perbedaan yang tegas antara retorika dengan ilmu
bahasa atau tatabahasa. Kalau mau berbicara benar, retorika bukanlah bagian
dari tatabahasa dan juga bukan alat dan tatabahasa (oka, 1976:74; Oka dan
Basuki, 1990:66). Sebagai ilmu, keduanya secara prinsip bereda, baik materi
kajian merupakan kaidahnya. Meskipun demikian karena keduanya berurusan dengan
bahasa, maka batas kajiannya sering kali dikacaukan, sebagaimana pengertian
retorika pada umumnya, maka terdapat “dua aspek yang perlu diketahui seseorang
dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan
dengan bahasa tadi” (Keraf, 1985:1). Oleh sebab itu, “retorika selalu
menganjurkan penutur untuk memilih materi bahasa yang tepat, menatanya menjadi
kalimat-kalimat yang retorika dan menampilkannya dengan gaya tutur yang
meyakinkan” (Oka, 1976:75).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Istilah
“komunikasi” sendiri pada hakikatnya mengandung arti ganda. Komunikasi bisa di
artikan sebagai hubungan antar bagian-bagian mesin, seperti as gardan
pada mobil, pemindahan tenaga listrik pada perkakas dapur, jalan penghubung
kota; dan pengaruh suatu organisme lainnya. Dalam hal pengertian yang terakhir,
kita dapat mengenal adanya komunikasi di kalangan hewan, dari kicauan burung,
kokok ayam, raungan kucing, sampai pada gonggongan anjing yang mengandung
peringatan atau hardikan. Karena itu kita bisa lebih kenal lagi pada konsep dasar
yang membatasi komunikasi dengan interaksi di kalangan manusia .
Dengan demikian komunikasi di kalangan
manusia merupakan upaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku orang
lain dengan menggunakan sinyal dan atau simbol yang dirasakan melalui pikiran
sehat orang lain itu, sadar ataupun tidak (jones, 1978: 6)
B. Saran
Penulis
menyarankan kepada pembaca agar membacanya dengan teliti makalah ini dan agar
pembaca dapat mengetahui dengan jelas mengenai prinsip dasar komunikasi,
hakikat retorika serta sejarah perkembangan retroika.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrikus, Dori Wuwur. 1990. Retorika,
keterampilan berpidato, berdiskusi,
berargumentasi, bernegosiasi.
Yogyakarta: Kanisius
http://kumpulanskripdanmakalah.blogspot.co.id/?max-results=6
https://www.facebook.com/Kumpulan-Karya-Ilmiah-610936032311693/
Elemento Ng Retorika
Kasaysayan Ng Retorika
Katangian Ng Retorika
Pengertian Retorika
Retorika Adalah
Retorika Masining Na Pagpapahayag
Retorika Sa Filipino
Retorika Wikipedija