Penaksiran Dan Peramalan Biaya


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan hikmatnya tanpa henti kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ditujukan untuk pemenuhan tugas matakuliah Ekonomi Manajerial, penulis membawakan isi makalah dengan judul PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA.
Penulis juga berharap jika makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya baik sebagai bahan referensi dalam mengetahui bagimana cara menaksirkan dan meramalkan biaya dengan baik menurut metode pilihan para penulis.
Jikalau ada kesalahan dalam penyajian isi dari makalah kami, kami menerima segala bentuk kritik dan saran agar juga membantu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya.

                                                                                                                 Penulis

                                                                                                            ( Kelompok )




DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. 1

Daftar Isi ........................................................................................................................... 2

Bab 1 (Pendahuluan)......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 3
.
B. Perumusan Masalah....................................................................................................... 4

C. Tujuan& Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

Bab 2 (Pembahasan).......................................................................................................... 5

A. Penaksiran Biaya Jangka Pendek................................................................................... 5

B. Penaksiran Biaya Jangka Panjang................................................................................. 11

C. Peramalan Biaya ......................................................................................................... 14

Bab 3 (Penutup)............................................................................................................... 15

Kesimpulan ..................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penaksiran dan Peramalan Biaya untuk pengambilan keputusan merupakan usaha untuk menemukan bentuk dan posisi kurva-kurva biaya dari suatu perusahaan. Pemahaman terhadap fungsi biaya jangka pendek akan membantu para pembuat keputusan unutk menilai optimalisasi tingkat output sekarang dan memecahkan masalah pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis kontribusi.
Dalam jangka pendek, beberapa pos biaya tetap dapat mengalami kenaikan, karena seringkali fasilitas-fasilitas prooduksi (input-input tetap) yang ada menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas produksinya secara penuh sehingga fasilitas-fasilitas tersebut perlu ditambah. Apabila kategori biaya tetap diperkirakan akan menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas penuhnya, sehingga perlu dilakukan kerja lembur atau penambahan tambahan, maka pembuat keputusan harus memperhitungkan biaya untuk kerja lembur dan penambahan fasilitas tersebut sebagaimana hanya kita menghitung biaya-biaya variable ketika menaksir biaya inkremental yang timbul karena adanya keputusan tertentu.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila kita akan melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan unutk meyakinkan bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang diproduksi. Bahwa fungsi biaya jangka panjang ini menunjukkan alternatif ukuran pabrik saat ini. Dan biaya jangka panjang tersebut tidak boleh diiterpretasikan sebagai perkiraan biaya dari berbagai ukuran pabrik untuk masa yang akan datang, karena baik teknologi maupun harga faktor produksi relatif cenderung berubah, sehingga dapat menyebankan fungsi biaya jangka panjang tersebut menjadi tidak akurat lagi. Untuk menaksir biaya masa datang tersebut, kita perlu meramalkan perubahan teknologi dan perubahan rasio harga faktor produksi serta mengisolasinya dari pengaruh inflasi pada waktu yang akan datang.
Makalah ini membahas proses penaksiran dan peramalan biaya yang telah disebut di atas dan terdiri dari tiga bahan pokok, yakni : (1) Penaksiran biaya jangka pendek, (2) Penaksiran biaya jangka panjang, (3) Peramalan Biaya.
Pemahaman yang tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat menuntun para pimpinan perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat yang optimal, hal ini dapat dipahami bahwa dengan perhitungan yang seksama akan mampu secara tepat memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mengatasi kemungkinan terburuk yang bakal menimpa perusahaan dimasa yang akan datang, manajemen perlu mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan, karena bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu dimasa yang akan datang.

1.2 Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya biaya yang dikeluarkan perlu dianalisa secara cermat, untuk itu diperlukan terlebih dulu analisis dari aktivitas usaha yang akan dijalankan, apakah usaha jasa, usaha perdagangan, ataupun usaha manufaktur. Hal ini diperlukan karena masing-masing jenis usaha tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Untuk kajian ini analisa hanya difokuskan pada usaha manufaktur, dengan alasan permasalahannya lebih komprehensif dibandingkan dengan jenis usaha lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.      Apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang?
2.      Apa metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang?
3.      Apa itu peramalan biaya?

1.3  Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial. Adapun tujuan yang diharapkan dari makalah ini adalah :
1.       Untuk mengetahui apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang
2.       Untuk mengetahui metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang
3.       Untuk mengetahui peramalan biaya untuk periode – periode yang akan datang.

  

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PENDEK
Dalam jangka pendek kita dihadapkan terutama sekali pada perilaku biaya variable. Namun demikian  kita juga harus memperhatikan biaya inkremental. Biaya variabel (variable cost) adalah perubahan biaya sesuai dengan perubahan output.biaya marginal tidak sama dengan biaya incremental .Biaya inkremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat dari adanya suatu pengambilan keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, biaya incremental ini bisa bersifat tetap atau variabel, laba total (atau mengurangi kerugian jika penerimaan total yang di peroleh tidak bisa menutupi biaya total yang ditanggung). Dalam jangka pendek ada 3 metoda yaitu : karena  sebuah keputusan  yang baru mungkin mengharuskan pembelian fasilitas modal tambahan, tambahan tenaga kerja dan bahan-bahan ekstra lainnya. Jelasnya jika penerimaan inkremental tersebut lebih besar dari biaya inkremental-nya maka keputusan yang akan diambil tersebut akan menambah. Penaksiran dan prakiraan fungsi biaya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tujuan utama penaksiran fungsi biaya adalah untuk mengevaluasi penentuan biaya produk, yaitu apakah penentuan biaya produk oleh perusahaan telah optimal. Prakiraan fungsi biaya dimaksudkan untuk sebagai sumber informasi di dalam merencanakan biaya produksi produk jika perusahaan akan menambah kapasitas produksinya.

2.1.1. Metoda ektrapolasi sederhana
Ektrapolasi berarti menghubungkan nilai-nilai denngan titik-titik diluar kisaran yang ditunjukkan oleh data dasar yang kita miliki, dengan cara memproyeksikannya berdasarkan pola hubungan yang tampak dalam data dasar tersebut.
Metoda penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan cara mengekstrapolasikan tingakat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (kebelakang atau kedepan) pada tingkat-tingakat output lainnya.perusahaan sering menganggap bahwa biaya marginal atau biaya variabel rata-rata mereka adalah konstan, oleh karena itu, tidak ada keadaan increasing returns atau diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Jika keadaan efisiensi yang konstan ini benar-benar terjadi di dalam proses produksi, maka metode ekstrapolasi sederhana ini merupakan metode yang cukup tepat untuk menaksir biaya. Tetapi jika biaya marginal kenyataannya meningkat dengan adanya tambahan unit output, maka metoda tersebutakan menghasilkan keputusan yang keliru (salah).
Kesalahan umum dalam dunia bisnis adalah pengasumsian bahawa biaya marginal adalah konstan, sehingga keadaan diminishing returns dari input-input variabel tidak pernah terjadi. Padahal keadaan diminishing returns tersebut akan terjadi sehingga pembuat keputusan harus secara terus menerus memperhatikan kemungkinan terjadi keadaan tersebut.
Sebaliknya  pembuat keputusan mungkin juga beranggapan bahwa biaya marginal cenderung menurun jika outputnya meningkat, atau biaya marginal tidak mungkin naik atau turun, sehingga penaksiran terbaik adalah mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan. Mungkin pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan untuk tujuan ektrapolasi.kemudian meneliti sentisivitas keputusan yang dibuat berdasarkan asumsi tersebut.
Ekstrapolasi sederhana merupakan metode untuk menentukan fungsi biaya dengan  cara  mengekstrapolasi tingkat  biaya  marginal atau  biaya  variabel rata-rata  saat  ini  (ke  belakang  atau  ke  depan)  pada  tingkat-tingkat  output  lainnya (Arsyad,   2011).   
Contoh : perusahaan pakaian jadi PT.GITA PRATIWI memperoleh peluang untuk menjual 500 lusin pakaian kepada para pembeli sebuah toko dengan diskon tertentu. Perusahaan tersebut menetapkan harga rata-rata Rp 7 ribu per lusin. Tiba-tiba ada perubahan mendadak dalam menajemen perusahaan tersebut dan manager produksi yang baru sangat terkejut karena tidak adanya data tingkat produksi atau biaya pakaian tersebut sehingga manajer tersebut tidak dapat memperkirakan berapa besar biaya incremental yang terjadi. Namun demikian dengan bekerja cepat manajer tersebut akhirnya bahwa untuk minggu sekarang, tingkat produksi sebanyak 7.000 lusin dengan total biaya variabel (TVC) Rp 42juta. Berarti biaya variabel rata-ratanya adalah Rp 6 ribu per lusin. Tingkat output yang direncanakan untuk beberapa minggu berikutnya juga sebanyak 7.000 lusin, sehingga untuk pemesanan toko tersebut tingkat output harus ditingkatkan menjadi 7.500 lusin per minggu yang masih dalaam jangkauan kapaasitas pabrik.
Tanpa informasi lainnya manajer produksi tersebut tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengekstrapolasikan data tunggal yang dimilikinya tersebut. Gambar dibawah menggambarkan kurva TVC,AVC dan MC yang diperoleh berdasarkan ekstrapolasi dari kurva-kurva tersebut dengan menganggap MC konstan pada kisaran 7.000-7.500. jika tidak ada perubahan biaya lainnya sebagai akibat dari adanya keputusan untuk memenuhi pesanan toko itu,kita dapat memperkirakan bahwa biaya inkrementalnya adalah sebesar Rp 3 juta untuk memproduksi 500 lusin pakaian tambahan tersebut dan penerimaan incremental menjadi Rp 3,5 juta. Jadi kontribusi dari keputusan ini diharapkan positif sebesar Rp 500 ribu dan manajer produksi  tersebut akan memenuhi pesanan ini.
Seberapa jauh keputusan ini sensitive terhadap asumsi biaya marginal yang konstan yang mendasarinya? Jika kenaikan TVC tidak konstan, misalnya dengan tingkat yang semakin besar (increasing rate) untuk 500 lusin produk tambahan tersebut, berapa besar kenaikan TVC tersebut sebelum keputusan dibatalkan? Jawabannya adalah Rp 3,5 juta pada titik dimana tidak ada kontribusi dari keputusan ini, sehingga pesanan tersebut tidak perlu dipenuhi. Kenaikan TVC sebesar Rp 3,5 juta tersebut, akan meningkatkan TVC menjadi RP 45,5 juta dan ini berarti AVC pun akan meningkat menjadi Rp 6,067 ribu atau sedikit lebih tinggi daripada AVC pada tingkat output sebelumnya.
Jadi keputusan ini sangat sensitive terhadap asumsi biaya marginal yang konstan tersebut. Oleh karena itu kita cenderung untuk mengusulkan pada PT.GITA PRATIWI agar tidak memenuhi pesanan tambahan itu. Jika perusahaan tidak yakin bahwa TVC meningkat dengan tingkat konstan (atau menurun). Oleh karena tingkat output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita harus mampu menemukan dua observasi data biaya/ output atau lebih. Dan dengan dua observasi atau lebih kita dapat melakukan analisis gradien.

2.1.2. Analisis Gradien
Gradien berarti slope dan gradien dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi perubahan TC dengan perubahan tingkat output. Gradien MC disini akan menjelaskan tentang biaya yang dikeluarkan pada suatu kisaran output tertentu. 2. Analisis gradien Analisis   gradien   merupakan   analisis   yang   bertujuan   untuk   mengetahui tingkat  perubahan  biaya  total  pada  interval  output  tertentu  (Arsyad,  2011).
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui  biaya  marjinal  karena  adanya  pertambahan output.Secara matematis,analisis gradient  dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gradien=
Untuk  memperjelas  konsep  analisis  gradien,  dapat  dijelaskan  dengan  contoh sebagai berikut:
Contoh 9.2
Diketahui:
Minggu
Jumlah output
Biaya variabel total
Minggu 1
8.000
40.000.000
Minggu 2
10.000
60.000.000

Hitung: biaya marginal
Pembahasan Gradien= 

Berdasarkan pada perhitungan di atas dapat diketahui pada interval ouput 8.000 unit sampai 10.000 unit, biaya marginalnya sebesar 10.000

2.1.3 Analisis regresi dengan data runtut-waktu (time-series)
Metode   ini   digunakan   jika   perusahaan   memiliki   catatan   (data)   biaya produksi perusahaan dari waktu-waktu. Untuk menaksir data biaya produksi perusahaan dengan jumlah yang relatif banyak, kita dapat menggunakan analisis regresi dengan menggunakan bantuan software statistik.
Untuk memperjelas konsep   analisis   regresi  dengan data runtut-waktu, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:  Contoh 9.3
Diketahui:
Minggu
Jumlah output
(X)
Biaya variabel total
(Y)
Minggu 1
8.000
40.000
Minggu 2
10.000
50.000
Minggu 3
9.000
45.000
Minggu 4
7.700
30.000
Minggu 5
10.500
51.000
Minggu 6
9.800
49.000
Minggu 7
9.200
48.000
Minggu 8
8.400
45.000
Minggu 9
8.500
46.000
Minggu 10
9.400
49.000
Hitung: fungsi biaya produksi
Pembahasan:

Jumlah output (X)
Biaya variabel total
(Y)
XY
           X2
       Y2
8.000
40.000
320.000.000
64.000.000
1.600.000.000
10.000
50.000
500.000.000
100.000.000
2.500.000.000
9.000
45.000
405.000.000
81.000.000
2.025.000.000
7.700
30.000
231.000.000
59.290.000
900.000.000
10.500
51.000
535.500.000
110.250.000
2.601.000.000
9.800
49.000
480.200.000
96.040.000
2.401.000.000
9.200
48.000
441.600.000
84.640.000
2.304.000.000
8.400
45.000
378.000.000
70.560.000
2.025.000.000
8.500
46.000
391.000.000
72.250.000
2.116.000.000
9.400
49.000
460.600.000
88.360.000
2.401.000.000
∑X
∑Y
∑XY
∑X2
  
Y2
90.500
453.000
4.142.900.000
826.390.000
20.873.000.000

Berdasarkan    pada    perhitungan    di    atas,    maka    dapat    diketahui    fungsi permintaannya adalah Y = -7.841,6 + 5,872 X atau Biaya = -7.841,6 + 5,872Q

2.2 PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG
Penaksiran biaya jangka panjang pada dasarnya sama dengan penaksiran biaya jangka pendek, tetapi yang membedakan adalah jumlah perusahaan. Untuk menganalisis fungsi produksi pada beberapa perusahaan yang berbeda, dapat digunakan penaksiran biaya jangka panjang. Berdasarkan pada kondisi tersebut, penaksiran biaya jangka panjang menggunakan data seksi silang. Berikut ini merupakan contoh untuk memperjelas konsep penaksiran biaya jangka panjang.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan bila kita akan melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan untuk meyakinkan bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang diproduksi.

2.2.1 Analisis Regresi dengan Menggunakan Data Seksi-Silang
Pada metode ini digunakan analisis regresi dengan data seksi silang (cross section). Karena penaksiran biaya jangka panjang merupakan usaha untuk menemukan ukuran pabrik yang berbeda-beda pada titik waktu tertentu (dengan asumsi teknologi dan harga faktor produksi tetap), maka kita tidak dapat menggunakan observasi data runtut waktu untuk mendapatkan taksiran fungsi biaya jangka panjang. Oleh karena itu, kita perlu mengumpulkan pasangan-pasangan observasi data yang menghubungkan tingkat output dengan biaya total untuk mendapatkan tingkat output itu untuk setiap pabrik, pada satu periode waktu tertentu.
Disini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengukuran tingkat output aktual atau tingkat output pada periode tersebut harus sesuai dengan tingkat biaya aktual untuk menghasilkan tingkat output tesebut unutk setiap pabrik yang diteliti.
Ada 2 pokok masalah dalam penggunaan data seksi silang bagi penaksiran kurva rata-rata jangka panjang :
1.            Masalah yang timbul karena observasi yang dikumpulkan sama sekali tidak merupakan titik-titik pada kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC).
2.            Masalah yang timbul karena banyak pabrik yang tidak dapat beroperasi pada tingkat harga dan produkitivitas faktor produksi yang sama
Contoh 9.4
Diketahui:
Data Biaya Pada Perusahaan PT Koi

Minggu
Jumlah output
(X)
Biaya variabel total
(Y)
Minggu 1
8.000
40.000
Minggu 2
10.000
50.000
Minggu 3
9.000
45.000
Minggu 4
7.700
30.000
Minggu 5
10.500
51.000
Minggu 6
9.800
49.000
Minggu 7
9.200
48.000
Minggu 8
8.400
45.000
Minggu 9
8.500
46.000
Minggu 10
9.400
49.000

Data Biaya Pada Perusahaan PT Cupang

Minggu
Jumlah output
(X)
Biaya variabel total
(Y)
Minggu 1
8.200
41.000
Minggu 2
10.500
50.000
Minggu 3
9.400
42.000
Minggu 4
7.100
35.000
Minggu 5
10.000
50.000
Minggu 6
9.300
48.300
Minggu 7
9.300
47.900
Minggu 8
8.600
46.000
Minggu 9
8.900
46.400
Minggu 10
8.100
47.000

Hitung: fungsi produksi
Pembahasa
Data seksi silang perusahaan PT Koi dan PT Cupang
Minggu
(X)
(Y)
XY
X2
Y2
Minggu 1
8.000
40.000
20.000.000
64.000.000
.600.000.000
Minggu 2
10.000
50.000
500.000.000
100.000.000
2.500.000.000
Minggu 3
9.000
45.000
405.000.000
81.000.000
2.025.000.000
Minggu 4
7.700
30.000
231.000.000
59.290.000
900.000.000
Minggu 5
10.500
51.000
535.500.000
110.250.000
2.601.000.000
Minggu 6
9.800
49.000
480.200.000
96.040.000
2.401.000.000
Minggu 7
9.200
48.000
441.600.000
84.640.000
2.304.000.000
Minggu 8
8.400
45.000
378.000.000
70.560.000
2.025.000.000
Minggu 9
8.500
46.000
391.000.000
72.250.000
2.116.000.000
Minggu 10
9.400
49.000
460.600.000
88.360.000
2.401.000.000
Minggu 1
8.200
41.000
336.200.000
67.240.000
1.681.000.000
Minggu 2
10.500
50.000
525.000.000
110.250.000
2.500.000.000
Minggu 3
9.400
42.000
394.800.000
88.360.000
1.764.000.000
Minggu 4
7.100
35.000
248.500.000
50.410.000
1.225.000.000
Minggu 5
10.000
50.000
500.000.000
100.000.000
2.500.000.000
Minggu 6
9.300
48.300
449.190.000
86.490.000
2.332.890.000
Minggu 7
9.300
47.900
445.470.000
86.490.000
2.294.410.000
Minggu 8
8.600
46.000
395.600.000
73.960.000
2.116.000.000
Minggu 9
8.900
46.400
412.960.000
79.210.000
2.152.960.000
Minggu 10
8.100
47.000
380.700.000
65.610.000
2.209.000.000

X
Y
XY
X2
Y2

179.900
906.600
8.231.320.000
1.634.410.000
41.648.260.000

b = 

Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui fungsi permintaannya adalah Y = 2.900,58 + 4,717 X atau P = 2.900,58 + 4,717 Q.


PERAMALAN BIAYA
Peramalan   biaya   diperlukan   apabila   keputusan-keputusan   yang   akan   kita ambil  mencakup  tingkat  biaya  untuk  periode-periode  yang  akan  datang,  seperti misalnya   dalam   keputusan   mengikat   kontrak,   keputusan   untuk   membeli   atau membuat sendiri, atau keputusan-keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan  hanya  pada  periode  sekarang  (Arsyad,  2011).  Terdapat  faktor-faktor  yang dapat menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:

1. Perubahan produktivitas faktor produksi
Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan kapasitas mesin produksi, akan dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
2. Perubahan harga faktor (input) produksi
Adanya   perubahan   harga   faktor   (input)   produksi  seperti  peningkatan   harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut  ini  merupakan  contoh  yang  dapat  memperjelas  konsep  peramalan biaya, yaitu sebagai berikut:
Contoh 9.5
Diketahui:  1. Fungsi biaya produksi pada interval minggu 1 sampai dengan minggu 10 adalah: 
 -7.841,6 + 5,872Q
2. Produksi produk di di minggu 11 diperkirakan sebesar 11.000 unit

Hitung: Biaya produksi di minggu 11
Pembahasan:
Biaya produksi  = -7.841,6 + 5,872Q
= -7.841,6 + 5,872 (11.000)
= -7.841,6 + 64.592
= 56.750,4
Berdasarkan  pada  perhitungan  di  atas,  maka  biaya  produksi  pada  minggu  ke  11 adalah diperkirakan sebesar 56.75


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Penaksiran biaya berkaitan dengan tingkat biaya pada berbagai tingkat output pabrik dari perusahaan dan dengan biaya relatif dari ukuran pabrik lainnya yang tersedia bagi perusahaan tersebut. Dalam situasi jangka pendek kita berhadapan dengan perilaku AVC dan MC, plus biaya Inkremental lainnya yang diperlukan karena penggunaan beberapa faktor produksi tetap secara penuh (full utilization). Penaksiran biaya jangka panjang mencakup tingkat biaya per unit dari berbagai ukuran pabrik, berdasarkan harga factor produksi sekarang dan bentuk teknologi yang digunakan.
            Metode penaksiran biaya jangka pendek yang dibahas adalah metode ekstrapolasi sederhana dan analisis gradien. Kemungkinan biaya jangka panjang bisa ditaksir dengan menggunakan analisis regresi dengan data seksi silang.
            Peramalan biaya mensyaratkan penaksiran tingkat biaya untuk periode yang akan datangg, dimana produktivitas dan harga faktor-faktor produksi akan berbeda dari tingkat yang sekarang. Trend-trend produktivitas yang tampak pada tahun-tahun terakhir dapat digunakan untuk meramalkan perubahan biaya di masa-masa yang akan datang. Perubahan harga faktor produksi riil bisa juga diperkirakan untuk mendapatkan indikator yang dapat dipercaya mengenai biaya pada masa yang akan datang bagi pengambilan keputusan.
            Kurva learning, apabila ditaksir dari proses produksi tertentu, akan memungkinkan kita unutk mempredisi biaya perunit pada masa mendatang, berdasarkan garis yang paling cocok (the line of best fit) dengan data biaya rata-rata yang diteliti jika volume kumulatif naik. Proses produksi cenderung menjadi lebih efisien dalam memproduksi suatu item tertentu. Biaya per unit cenderung untuk turun jika fungsi output total mengalami ppenut=runan, dan sebuah perusahaan dapat menggunakan data biaya per unit masa lalu yang dikumpulkan untuk memprediksi atau memproyeksi biaya per unit masa yang akan datang.



Referensi

• Lincolin Arsyad, Ekonomi Managerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis, BPFE UGM, Yogyakarta, 2000.
• Vincent Gaspersz, Ekonomi Managerial Manajemen Bisnis Total, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.


Author:

Facebook Comment