KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan hikmatnya
tanpa henti kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini ditujukan
untuk pemenuhan tugas matakuliah Ekonomi Manajerial, penulis membawakan isi
makalah dengan judul PENAKSIRAN
DAN PERAMALAN BIAYA.
Penulis juga berharap jika
makalah ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya baik sebagai bahan
referensi dalam mengetahui bagimana cara menaksirkan dan meramalkan biaya
dengan baik menurut metode pilihan para penulis.
Jikalau ada kesalahan dalam penyajian isi dari makalah kami, kami
menerima segala bentuk kritik dan saran agar juga membantu kami dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Penulis
(
Kelompok )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................. 1
Daftar Isi ........................................................................................................................... 2
Bab 1 (Pendahuluan)......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 3
.
B. Perumusan Masalah....................................................................................................... 4
C. Tujuan& Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
Bab 2 (Pembahasan).......................................................................................................... 5
A. Penaksiran Biaya Jangka Pendek................................................................................... 5
B. Penaksiran Biaya Jangka Panjang................................................................................. 11
C. Peramalan Biaya ......................................................................................................... 14
Bab 3 (Penutup)............................................................................................................... 15
Kesimpulan ..................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penaksiran dan Peramalan Biaya untuk pengambilan keputusan merupakan
usaha untuk menemukan bentuk dan posisi kurva-kurva biaya dari suatu
perusahaan. Pemahaman terhadap fungsi biaya jangka pendek akan membantu para
pembuat keputusan unutk menilai optimalisasi tingkat output sekarang dan
memecahkan masalah pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis
kontribusi.
Dalam jangka pendek, beberapa pos biaya tetap dapat
mengalami kenaikan, karena seringkali fasilitas-fasilitas prooduksi
(input-input tetap) yang ada menghadapi kendala untuk mencapai kapasitas
produksinya secara penuh sehingga fasilitas-fasilitas tersebut perlu ditambah.
Apabila kategori biaya tetap diperkirakan akan menghadapi kendala untuk
mencapai kapasitas penuhnya, sehingga perlu dilakukan kerja lembur atau
penambahan tambahan, maka pembuat keputusan harus memperhitungkan biaya untuk
kerja lembur dan penambahan fasilitas tersebut sebagaimana hanya kita
menghitung biaya-biaya variable ketika menaksir biaya inkremental yang timbul
karena adanya keputusan tertentu.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan apabila
kita akan melakukan ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan unutk meyakinkan
bahwa ukuran pabrik yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang
diproduksi. Bahwa fungsi biaya jangka panjang ini menunjukkan alternatif ukuran
pabrik saat ini. Dan biaya jangka panjang tersebut tidak boleh diiterpretasikan
sebagai perkiraan biaya dari berbagai ukuran pabrik untuk masa yang akan
datang, karena baik teknologi maupun harga faktor produksi relatif cenderung
berubah, sehingga dapat menyebankan fungsi biaya jangka panjang tersebut
menjadi tidak akurat lagi. Untuk menaksir biaya masa datang tersebut, kita
perlu meramalkan perubahan teknologi dan perubahan rasio harga faktor produksi
serta mengisolasinya dari pengaruh inflasi pada waktu yang akan datang.
Makalah ini membahas proses penaksiran dan peramalan biaya
yang telah disebut di atas dan terdiri dari tiga bahan pokok, yakni : (1)
Penaksiran biaya jangka pendek, (2) Penaksiran biaya jangka panjang, (3)
Peramalan Biaya.
Pemahaman yang
tepat dalam konsep dan implementasi biaya akan dapat menuntun para pimpinan
perusahaan menjalankan perusahaan pada tingkat yang optimal, hal ini dapat
dipahami bahwa dengan perhitungan yang seksama akan mampu secara tepat
memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mengatasi
kemungkinan terburuk yang bakal menimpa perusahaan dimasa yang akan datang,
manajemen perlu mempertimbangkan dengan seksama sumber daya yang diperlukan,
karena bagaimanapun setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi biaya tetap
untuk rentang waktu dan aktivitas tertentu dimasa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah
Sebagaimana kita
ketahui bahwasanya biaya yang dikeluarkan perlu dianalisa secara cermat, untuk
itu diperlukan terlebih dulu analisis dari aktivitas usaha yang akan
dijalankan, apakah usaha jasa, usaha perdagangan, ataupun usaha manufaktur. Hal ini diperlukan karena masing-masing
jenis usaha tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Untuk kajian ini
analisa hanya difokuskan pada usaha manufaktur, dengan alasan permasalahannya
lebih komprehensif dibandingkan dengan jenis usaha lainnya.
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas dapatlah dirumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan
biaya jangka panjang?
2. Apa metode yang di gunakan dalam
penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang?
3. Apa itu peramalan biaya?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial. Adapun tujuan yang diharapkan dari makalah
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui
apa itu penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang
2.
Untuk mengetahui
metode yang di gunakan dalam penaksiran biaya jangka pendek dan biaya jangka
panjang
3.
Untuk mengetahui
peramalan biaya untuk periode – periode yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PENDEK
Dalam jangka pendek kita dihadapkan terutama sekali pada
perilaku biaya variable. Namun demikian
kita juga harus memperhatikan biaya inkremental. Biaya variabel
(variable cost) adalah perubahan biaya sesuai dengan perubahan output.biaya
marginal tidak sama dengan biaya incremental .Biaya inkremental adalah biaya
yang timbul sebagai akibat dari adanya suatu pengambilan keputusan. Biaya
incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya
suatu keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, biaya incremental ini bisa
bersifat tetap atau variabel, laba total (atau mengurangi kerugian jika
penerimaan total yang di peroleh tidak bisa menutupi biaya total yang ditanggung). Dalam
jangka pendek ada 3 metoda yaitu : karena
sebuah keputusan yang baru mungkin mengharuskan
pembelian fasilitas modal tambahan, tambahan tenaga kerja dan bahan-bahan
ekstra lainnya. Jelasnya jika penerimaan inkremental tersebut lebih besar dari
biaya inkremental-nya maka keputusan yang akan diambil tersebut akan menambah. Penaksiran dan prakiraan fungsi
biaya memiliki
tujuan yang berbeda-beda.
Tujuan utama penaksiran fungsi biaya
adalah untuk mengevaluasi penentuan biaya
produk, yaitu apakah penentuan biaya
produk
oleh perusahaan
telah optimal. Prakiraan fungsi
biaya dimaksudkan untuk
sebagai sumber informasi di
dalam merencanakan biaya
produksi produk jika perusahaan akan menambah kapasitas produksinya.
2.1.1. Metoda ektrapolasi sederhana
Ektrapolasi berarti menghubungkan nilai-nilai denngan titik-titik diluar
kisaran yang ditunjukkan oleh data dasar yang kita miliki, dengan cara
memproyeksikannya berdasarkan pola hubungan yang tampak dalam data dasar
tersebut.
Metoda penaksiran biaya yang paling sederhana adalah dengan cara
mengekstrapolasikan tingakat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat
ini (kebelakang atau kedepan) pada tingkat-tingakat output lainnya.perusahaan
sering menganggap bahwa biaya marginal atau biaya variabel rata-rata mereka
adalah konstan, oleh karena itu, tidak ada keadaan increasing returns atau
diminishing returns dalam proses produksi jangka pendek. Jika keadaan efisiensi
yang konstan ini benar-benar terjadi di dalam proses produksi, maka metode
ekstrapolasi sederhana ini merupakan metode yang cukup tepat untuk menaksir
biaya. Tetapi jika biaya marginal kenyataannya meningkat dengan adanya tambahan
unit output, maka metoda tersebutakan menghasilkan keputusan yang keliru
(salah).
Kesalahan umum dalam dunia bisnis adalah pengasumsian bahawa biaya
marginal adalah konstan, sehingga keadaan diminishing returns dari input-input
variabel tidak pernah terjadi. Padahal keadaan diminishing returns tersebut
akan terjadi sehingga pembuat keputusan harus secara terus menerus
memperhatikan kemungkinan terjadi keadaan tersebut.
Sebaliknya pembuat keputusan
mungkin juga beranggapan bahwa biaya marginal cenderung menurun jika outputnya
meningkat, atau biaya marginal tidak mungkin naik atau turun, sehingga
penaksiran terbaik adalah mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan. Mungkin
pendekatan terbaik untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan
mengasumsikan bahwa biaya marginal konstan untuk tujuan ektrapolasi.kemudian
meneliti sentisivitas keputusan yang dibuat berdasarkan asumsi tersebut.
Ekstrapolasi
sederhana merupakan metode
untuk menentukan fungsi biaya dengan
cara mengekstrapolasi tingkat biaya marginal atau biaya variabel rata-rata saat ini (ke belakang atau ke depan) pada tingkat-tingkat output lainnya (Arsyad, 2011).
Contoh : perusahaan pakaian jadi PT.GITA PRATIWI memperoleh peluang untuk
menjual 500 lusin pakaian kepada para pembeli sebuah toko dengan diskon
tertentu. Perusahaan tersebut menetapkan harga rata-rata Rp 7 ribu per lusin.
Tiba-tiba ada perubahan mendadak dalam menajemen perusahaan tersebut dan
manager produksi yang baru sangat terkejut karena tidak adanya data tingkat
produksi atau biaya pakaian tersebut sehingga manajer tersebut tidak dapat
memperkirakan berapa besar biaya incremental yang terjadi. Namun demikian
dengan bekerja cepat manajer tersebut akhirnya bahwa untuk minggu sekarang,
tingkat produksi sebanyak 7.000 lusin dengan total biaya variabel (TVC) Rp
42juta. Berarti biaya variabel rata-ratanya adalah Rp 6 ribu per lusin. Tingkat
output yang direncanakan untuk beberapa minggu berikutnya juga sebanyak 7.000
lusin, sehingga untuk pemesanan toko tersebut tingkat output harus ditingkatkan
menjadi 7.500 lusin per minggu yang masih dalaam jangkauan kapaasitas pabrik.
Tanpa informasi lainnya manajer produksi tersebut tidak mempunyai pilihan
lain kecuali mengekstrapolasikan data tunggal yang dimilikinya tersebut. Gambar
dibawah menggambarkan kurva TVC,AVC dan MC yang diperoleh berdasarkan
ekstrapolasi dari kurva-kurva tersebut dengan menganggap MC konstan pada
kisaran 7.000-7.500. jika tidak ada perubahan biaya lainnya sebagai akibat dari
adanya keputusan untuk memenuhi pesanan toko itu,kita dapat memperkirakan bahwa
biaya inkrementalnya adalah sebesar Rp 3 juta untuk memproduksi 500 lusin
pakaian tambahan tersebut dan penerimaan incremental menjadi Rp 3,5 juta. Jadi
kontribusi dari keputusan ini diharapkan positif sebesar Rp 500 ribu dan
manajer produksi tersebut akan memenuhi
pesanan ini.
Seberapa jauh keputusan ini sensitive terhadap asumsi biaya marginal yang
konstan yang mendasarinya? Jika kenaikan TVC tidak konstan, misalnya dengan
tingkat yang semakin besar (increasing rate) untuk 500 lusin produk tambahan
tersebut, berapa besar kenaikan TVC tersebut sebelum keputusan dibatalkan?
Jawabannya adalah Rp 3,5 juta pada titik dimana tidak ada kontribusi dari
keputusan ini, sehingga pesanan tersebut tidak perlu dipenuhi. Kenaikan TVC
sebesar Rp 3,5 juta tersebut, akan meningkatkan TVC menjadi RP 45,5 juta dan
ini berarti AVC pun akan meningkat menjadi Rp 6,067 ribu atau sedikit lebih
tinggi daripada AVC pada tingkat output sebelumnya.
Jadi keputusan ini sangat sensitive terhadap asumsi biaya marginal yang
konstan tersebut. Oleh karena itu kita cenderung untuk mengusulkan pada PT.GITA
PRATIWI agar tidak memenuhi pesanan tambahan itu. Jika perusahaan tidak yakin
bahwa TVC meningkat dengan tingkat konstan (atau menurun). Oleh karena tingkat
output selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka kita harus mampu menemukan
dua observasi data biaya/ output atau lebih. Dan dengan dua observasi atau
lebih kita dapat melakukan analisis gradien.
2.1.2. Analisis Gradien
Gradien berarti
slope dan gradien dari TC ini dapat dihitung dengan cara membagi perubahan TC
dengan perubahan tingkat output. Gradien MC disini akan menjelaskan tentang
biaya yang dikeluarkan pada suatu kisaran output tertentu. 2. Analisis gradien Analisis
gradien merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan biaya
total
pada
interval output tertentu
(Arsyad,
2011).
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui biaya marjinal karena adanya pertambahan output.Secara matematis,analisis gradient dapat dirumuskan sebagai berikut:
Gradien=
Untuk
memperjelas konsep analisis gradien, dapat
dijelaskan
dengan
contoh
sebagai berikut:
Contoh 9.2
Diketahui:
Minggu
|
Jumlah output
|
Biaya variabel total
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
60.000.000
|
Hitung:
biaya marginal
Pembahasan Gradien=
Berdasarkan pada
perhitungan di atas dapat
diketahui pada interval
ouput 8.000 unit sampai 10.000 unit, biaya
marginalnya
sebesar 10.000
2.1.3
Analisis
regresi dengan
data runtut-waktu (time-series)
Metode
ini digunakan jika perusahaan memiliki catatan
(data) biaya produksi perusahaan dari
waktu-waktu. Untuk menaksir data biaya produksi perusahaan dengan
jumlah yang relatif
banyak,
kita dapat menggunakan analisis
regresi dengan menggunakan bantuan software statistik.
Untuk memperjelas konsep analisis regresi dengan data
runtut-waktu, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Contoh 9.3
Diketahui:
Minggu
|
Jumlah output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
Hitung:
fungsi biaya produksi
Pembahasan:
Jumlah output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
XY
|
X2
|
Y2
|
8.000
|
40.000
|
320.000.000
|
64.000.000
|
1.600.000.000
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
9.000
|
45.000
|
405.000.000
|
81.000.000
|
2.025.000.000
|
7.700
|
30.000
|
231.000.000
|
59.290.000
|
900.000.000
|
10.500
|
51.000
|
535.500.000
|
110.250.000
|
2.601.000.000
|
9.800
|
49.000
|
480.200.000
|
96.040.000
|
2.401.000.000
|
9.200
|
48.000
|
441.600.000
|
84.640.000
|
2.304.000.000
|
8.400
|
45.000
|
378.000.000
|
70.560.000
|
2.025.000.000
|
8.500
|
46.000
|
391.000.000
|
72.250.000
|
2.116.000.000
|
9.400
|
49.000
|
460.600.000
|
88.360.000
|
2.401.000.000
|
∑X
|
∑Y
|
∑XY
|
∑X2
|
∑
Y2
|
90.500
|
453.000
|
4.142.900.000
|
826.390.000
|
20.873.000.000
|
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui fungsi permintaannya adalah Y = -7.841,6 + 5,872 X atau Biaya = -7.841,6 + 5,872Q
2.2 PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG
Penaksiran biaya jangka panjang pada dasarnya sama dengan penaksiran biaya
jangka pendek, tetapi yang membedakan adalah jumlah perusahaan. Untuk menganalisis fungsi produksi pada
beberapa perusahaan yang berbeda, dapat digunakan penaksiran biaya jangka
panjang. Berdasarkan pada kondisi tersebut, penaksiran biaya jangka panjang
menggunakan data seksi silang. Berikut ini merupakan contoh untuk memperjelas
konsep penaksiran biaya jangka panjang.
Informasi fungsi biaya jangka panjang diperlukan bila kita akan melakukan
ekspansi atau kontraksi ukuran pabrik dan untuk meyakinkan bahwa ukuran pabrik
yang ada sudah optimal untuk tingkat output yang diproduksi.
2.2.1 Analisis Regresi dengan Menggunakan
Data Seksi-Silang
Pada metode ini digunakan analisis regresi dengan data seksi silang
(cross section). Karena penaksiran biaya jangka panjang merupakan usaha untuk
menemukan ukuran pabrik yang berbeda-beda pada titik waktu tertentu (dengan
asumsi teknologi dan harga faktor produksi tetap), maka kita tidak dapat
menggunakan observasi data runtut waktu untuk mendapatkan taksiran fungsi biaya
jangka panjang. Oleh karena itu, kita perlu mengumpulkan pasangan-pasangan
observasi data yang menghubungkan tingkat output dengan biaya total untuk mendapatkan
tingkat output itu untuk setiap pabrik, pada satu periode waktu tertentu.
Disini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengukuran tingkat output
aktual atau tingkat output pada periode tersebut harus sesuai dengan tingkat
biaya aktual untuk menghasilkan tingkat output tesebut unutk setiap pabrik yang
diteliti.
Ada 2 pokok masalah dalam penggunaan data seksi silang bagi penaksiran
kurva rata-rata jangka panjang :
1.
Masalah yang timbul karena observasi
yang dikumpulkan sama sekali tidak merupakan titik-titik pada kurva biaya
rata-rata jangka panjang (LRAC).
2.
Masalah yang timbul karena banyak pabrik
yang tidak dapat beroperasi pada tingkat harga dan produkitivitas faktor
produksi yang sama
Contoh 9.4
Diketahui:
Data Biaya Pada Perusahaan PT Koi
Minggu
|
Jumlah output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
Data Biaya Pada Perusahaan PT Cupang
Minggu
|
Jumlah output
(X)
|
Biaya variabel total
(Y)
|
Minggu 1
|
8.200
|
41.000
|
Minggu 2
|
10.500
|
50.000
|
Minggu 3
|
9.400
|
42.000
|
Minggu 4
|
7.100
|
35.000
|
Minggu 5
|
10.000
|
50.000
|
Minggu 6
|
9.300
|
48.300
|
Minggu 7
|
9.300
|
47.900
|
Minggu 8
|
8.600
|
46.000
|
Minggu 9
|
8.900
|
46.400
|
Minggu 10
|
8.100
|
47.000
|
Hitung:
fungsi produksi
Pembahasa
Data seksi silang perusahaan PT Koi dan PT Cupang
Minggu
|
(X)
|
(Y)
|
XY
|
X2
|
Y2
|
Minggu 1
|
8.000
|
40.000
|
20.000.000
|
64.000.000
|
.600.000.000
|
Minggu 2
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 3
|
9.000
|
45.000
|
405.000.000
|
81.000.000
|
2.025.000.000
|
Minggu 4
|
7.700
|
30.000
|
231.000.000
|
59.290.000
|
900.000.000
|
Minggu 5
|
10.500
|
51.000
|
535.500.000
|
110.250.000
|
2.601.000.000
|
Minggu 6
|
9.800
|
49.000
|
480.200.000
|
96.040.000
|
2.401.000.000
|
Minggu 7
|
9.200
|
48.000
|
441.600.000
|
84.640.000
|
2.304.000.000
|
Minggu 8
|
8.400
|
45.000
|
378.000.000
|
70.560.000
|
2.025.000.000
|
Minggu 9
|
8.500
|
46.000
|
391.000.000
|
72.250.000
|
2.116.000.000
|
Minggu 10
|
9.400
|
49.000
|
460.600.000
|
88.360.000
|
2.401.000.000
|
Minggu 1
|
8.200
|
41.000
|
336.200.000
|
67.240.000
|
1.681.000.000
|
Minggu 2
|
10.500
|
50.000
|
525.000.000
|
110.250.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 3
|
9.400
|
42.000
|
394.800.000
|
88.360.000
|
1.764.000.000
|
Minggu 4
|
7.100
|
35.000
|
248.500.000
|
50.410.000
|
1.225.000.000
|
Minggu 5
|
10.000
|
50.000
|
500.000.000
|
100.000.000
|
2.500.000.000
|
Minggu 6
|
9.300
|
48.300
|
449.190.000
|
86.490.000
|
2.332.890.000
|
Minggu 7
|
9.300
|
47.900
|
445.470.000
|
86.490.000
|
2.294.410.000
|
Minggu 8
|
8.600
|
46.000
|
395.600.000
|
73.960.000
|
2.116.000.000
|
Minggu 9
|
8.900
|
46.400
|
412.960.000
|
79.210.000
|
2.152.960.000
|
Minggu 10
|
8.100
|
47.000
|
380.700.000
|
65.610.000
|
2.209.000.000
|
∑X
|
∑Y
|
∑XY
|
∑X2
|
∑Y2
|
|
179.900
|
906.600
|
8.231.320.000
|
1.634.410.000
|
41.648.260.000
|
b =
Berdasarkan pada
perhitungan di atas, maka dapat diketahui fungsi permintaannya adalah Y = 2.900,58 + 4,717 X atau P = 2.900,58 + 4,717 Q.
PERAMALAN BIAYA
Peramalan biaya diperlukan apabila keputusan-keputusan yang akan kita ambil mencakup tingkat biaya untuk periode-periode yang akan datang, seperti misalnya dalam keputusan
mengikat
kontrak, keputusan untuk
membeli
atau membuat sendiri, atau keputusan-keputusan lain yang mempunyai implikasi biaya bukan hanya pada periode sekarang (Arsyad, 2011). Terdapat faktor-faktor yang dapat menentukan peramalan biaya di masa mendatang (Arsyad, 2011), yaitu:
1. Perubahan produktivitas faktor produksi
Adanya perubahan produktivitas faktor produksi seperti peningkatan kapasitas mesin produksi, akan dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
2. Perubahan harga faktor (input) produksi
Adanya perubahan harga faktor
(input)
produksi seperti peningkatan
harga mesin produksi yang baru, juga dapat dijadikan dasar untuk meramalkan biaya produksi perusahaan di masa yang akan datang.
Berikut ini merupakan contoh yang dapat memperjelas konsep peramalan biaya, yaitu sebagai berikut:
Contoh 9.5
Diketahui: 1. Fungsi biaya produksi pada interval minggu 1 sampai dengan minggu 10 adalah:
-7.841,6 + 5,872Q
2. Produksi produk di di minggu 11 diperkirakan sebesar 11.000 unit
Hitung: Biaya produksi di minggu 11
Pembahasan:
Biaya produksi = -7.841,6 + 5,872Q
= -7.841,6 + 5,872 (11.000)
= -7.841,6 + 64.592
= 56.750,4
Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka biaya produksi pada minggu ke 11 adalah diperkirakan sebesar 56.75
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penaksiran biaya berkaitan
dengan tingkat biaya pada berbagai tingkat output pabrik dari perusahaan dan
dengan biaya relatif dari ukuran pabrik lainnya yang tersedia bagi perusahaan
tersebut. Dalam situasi jangka pendek kita berhadapan dengan perilaku AVC dan
MC, plus biaya Inkremental lainnya yang diperlukan karena penggunaan beberapa
faktor produksi tetap secara penuh (full utilization). Penaksiran biaya jangka
panjang mencakup tingkat biaya per unit dari berbagai ukuran pabrik,
berdasarkan harga factor produksi sekarang dan bentuk teknologi yang digunakan.
Metode
penaksiran biaya jangka pendek yang dibahas adalah metode ekstrapolasi
sederhana dan analisis gradien. Kemungkinan biaya jangka panjang bisa ditaksir
dengan menggunakan analisis regresi dengan data seksi silang.
Peramalan
biaya mensyaratkan penaksiran tingkat biaya untuk periode yang akan datangg,
dimana produktivitas dan harga faktor-faktor produksi akan berbeda dari tingkat
yang sekarang. Trend-trend produktivitas yang tampak pada tahun-tahun terakhir
dapat digunakan untuk meramalkan perubahan biaya di masa-masa yang akan datang.
Perubahan harga faktor produksi riil bisa juga diperkirakan untuk mendapatkan
indikator yang dapat dipercaya mengenai biaya pada masa yang akan datang bagi
pengambilan keputusan.
Kurva
learning, apabila ditaksir dari proses produksi tertentu, akan memungkinkan
kita unutk mempredisi biaya perunit pada masa mendatang, berdasarkan garis yang
paling cocok (the line of best fit) dengan data biaya rata-rata yang diteliti
jika volume kumulatif naik. Proses produksi cenderung menjadi lebih efisien
dalam memproduksi suatu item tertentu. Biaya per unit cenderung untuk turun
jika fungsi output total mengalami ppenut=runan, dan sebuah perusahaan dapat
menggunakan data biaya per unit masa lalu yang dikumpulkan untuk memprediksi
atau memproyeksi biaya per unit masa yang akan datang.
Referensi
• Lincolin Arsyad,
Ekonomi Managerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis, BPFE UGM,
Yogyakarta, 2000.
• Vincent
Gaspersz, Ekonomi Managerial Manajemen Bisnis Total, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1996.